PSAB siap rights issue dan rilis surat utang



JAKARTA. PT J Resoursces Asia Pasifik Tbk (PSAB) mengagendakan sedikitnya dua aksi korporasi tahun ini. Pertama, emiten tambang ini akan menggelar rights issue dengan menawarkan 20,13 miliar saham baru.

PSAB akan memakai buku Desember 2016. "Kami baru approval untuk maju. Progress-nya berdasarkan aturan OJK," ungkap Direktur PSAB Edi Permadi, seusai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), kemarin.

Agenda kedua, PSAB melalui anak usahanya, J Resources International (JRI), berencana menerbitkan surat utang. Soal surat utang, pemegang saham PSAB sudah menyetujui pemberian jaminan perusahaan yang dilakukan anak usaha PSAB, yakni PT J Resources Nusantara (JRN). Di sini, PSAB menguasai 98,87% saham. Jaminan itu ditujukan bagi JRI yang akan merilis notes maksimal US$ 300 juta.


Masih terkait aksi korporasi tersebut, JRN akan mengucurkan pinjaman (standby loan) kepada JRI untuk menjamin ketepatan pembayaran pokok dan bunga kepada para pemegang surat utang.

Para pihak dalam transaksi itu adalah PSAB, JRN, JRI dan J Resources Mining Ltd (JRML). Mengacu nota kesepahaman JRML, PSAB, JRN dan JRI pada 27 Februari 2017, nilai komitmen pinjaman maksimal US$ 435 juta. Jumlah ini sesuai nilai pokok surat utang maksimal US$ 300 juta ditambah bunga paling besar US$ 135 juta.

Pinjaman itu akan dikenakan bunga paling tinggi 10% per tahun selama lima tahun. "Dana hasil penerbitan bond untuk mengembangkan tambang, yang sejak dulu belum berproduksi menjadi berproduksi," kata Direktur Keuangan PSAB William Sunarta.

PSAB akan mengembangkan dua tambang yang berada di blok Doup dan blok Pani. Dengan investasi US$ 300 juta, dua tambang yang berlokasi di Sulawesi ini diharapkan beroperasi. PSAB terus meningkatkan produktivitas.

Analis Asjaya Indosurya Securities Wiliam Surya Wijaya menilai, sektor pertambangan cukup prospektif seiring meningkatnya harga komoditas. Setidaknya, hingga semester pertama, bisnis tambang masih cukup baik. Pemantiknya adalah harga komoditas. "Meski permintaan mungkin belum ada kenaikan signifikan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia