PSAK ganjal BIPI catat pendapatan anak perusahaannya



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kinerja PT Astrindo Nusantara Inrastruktur Tbk (BIPI) pada tahun 2018 memang mengalami kenaikan pendapatan. Tak tanggung-tanggung, pendapatan mereka tercatat sebesar US$ 27,1 juta pada tahun 2018 lalu. Sedangkan pada tahun 2017 mereka tercatat hanya mendapatkan keuntungan sebesar US$ 3,2 juta.

Memang pertumbuhan pendapatan itu cukup besar. Namun angka tersebut bukanlah angka sebenarnya. Director and CFO PT Astrindo Nusantara Inrastruktur Tbk (BIPI) Michael Wong bilang ada kendala secara legal dalam pencatatan keuangan perusahaan tersebut. Ia bilang, laporan keuangan yang selama ini dirilis belum menyertakan pendapatan dari beberapa entitas anak usahanya.

Hal itu terjadi lantaran beberapa anak usahanya juga dimiliki bersama dengan perusahaan lain secara joint venture. “Pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) kami tidak memungkinkan pendapatan anak perusahaan kami juga ikut terkonsolidasi secara pencatatan. Padahal kalau disertakan kami bisa mencatatkan pendapatan sebesar US$ 200 juta,” papar Michael kepada Kontan dalam Media Visit BIPI ke Gedung Kontan, Kamis (11/4).


Anak perusahaan yang dimaksud oleh Michael adalah PT Mitratama Perkasa. Perusahaan infrastruktur pelabuhan batubara itu dimiliki oleh PT Astrindo Nusantara Infrastruktur bersama dengan perusahaan asal India, TATA Group. Astrindo sendiri memiliki sebesar 70% dari saham PT Mitratama Perkasa. Sedangkan sisanya yaitu 30% dimiliki oleh TATA Group, India.

Michael menjelaskan selama ini pemasukan yang berasal dari anak-anak perusahaan itu terhimpun dalam akun investasi alih-alih pendapatan. Untuk mengatasi hal ini, Astrindo sendiri telah melakukan restrukturisasi terhadap anak-anak perusahaannya. “Sehingga market tahu bagaimana sebenarnya kondisi fundamental kami yang cukup baik,” jelasnya.

Kedepan, Astrindo juga merencanakan akan mengakuisisi perusahaan joint venturenya yang lain yaitu PT Mega Abadi Jayatama. Hal itu agar mereka dapat mengkonsolidasikan pemasukan dari perusahaan itu ke dalam laporan keuangan mereka. PT Mega Abadi Jayatama sendiri hingga saat ini masih dipegang bersama Italian Thai Group, perusahaan asal Thailand. “Tapi itu belum jadi prioritas kami tahun ini,”jelas Michael.

Asal tahu saja, Astrindo sendiri melepas 53,11% sahamnya kepada publik dengan kapitalisasi pasar sebesar 2,01 triliun. Hingga perdagangan hari ini ditutup, harga saham perusahaan dengan kode ticker BIPI itu sendiri stagnan di angka Rp 50.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini