KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bakal diterapkan lagi di Jakarta mulai Senin (14/9). PSBB yang sebelumnya diberlakukan turut berdampak pada bisnis properti, sehingga emiten properti ramai-ramai memangkas target pendapatan pra-penjualan (marketing sales). Dengan berlakunya kembali PSBB ketat ini, tentu menjadi tekanan lagi bagi industri properti. Namun, beberapa emiten properti yang dihubungi Kontan.co.id belum akan memangkas target yang sebelumnya telah direvisi. Sebaliknya, mereka akan tetap kejar target yang telah ditetapkan. Analis Sucor Sekuritas Joey Faustian mengatakan, pemberlakuan kembali PSBB di wilayah Jakarta memberikan sentimen negatif pada perusahaan properti pengelola pusat belanja, apalagi terhadap PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Baca Juga: PSBB Jakarta tetap diterapkan dan berlaku mulai Senin selama dua pekan Joey merinci porsi pendapatan dari mal yang dimiliki oleh PWON mencapai 28% dari total pendapatan. Sementara di SMRA mencapai 26% dan di PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mencapai 14% dan PT Ciputra Development Tbk (CTRA) sebesar 10% dari total pendapatan. "Untuk jangka menengah satu sampai tiga bulan saya rasa hold dulu, karena implementasi PSBB pasti akan memberi sentimen buruk untuk IHSG secara keseluruhan dan untuk sektor properti sendiri," jelas Joey kepada Kontan.co.id, Minggu (13/9). Namun, Sucor Sekuritas masih menyukai saham BSDE dan CTRA karena kontribusi pendapatan dari mal masing-masing hanya 14% dan 10%. Sementara itu kedua emiten tersebut mencatatkan penjualan rumah yang bisa dibilang cukup baik karena portofolio rumah di bawah Rp 2 miliar cukup banyak. Di semester I-2020, kontribusi rumah di bawah Rp 1 miliar milik BSDE mencapai 34%, sementara segmen rumah di rentang harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar mencapai 48%. Sementara itu portofolio CTRA dengan segmen rumah di bawah Rp 1 miliar mencapai 17% dan segmen dengan harga Rp 1 miliar - Rp 2 miliar mencapai 43%.