KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah provinsi DKI Jakarta kembali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Perusahaan asuransi jiwa mengoptimalkan inovasi digital saat pembatasan ini dilakukan. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) telah menerapkan digitalisasi guna mendukung tenaga pemasaran.
Chief Agency Officer Prudential Indonesia Rusli Chan menyatakan beberapa produk digital yang bisa digunakan oleh tenaga pemasaran ialah PRUForce dan PRUCekatan. Ia bilang PRUCekatan sebagai solusi dalam memperoleh rangkaian pilihan produk asuransi lengkap melalui tatap muka virtual di tengah di tengah penerapan
physical distancing selama pandemi.
Rusli menyebut PRUCekatan meningkatkan kenyamanan nasabah selama proses pengajuan aplikasi secara digital. Mulai dari konsultasi dengan tenaga pemasar, hingga informasi performa polis, pengajuan dan persetujuan klaim dapat dilakukan secara digital. “Secara garis besar, kanal keagenan berkontribusi sangat dominan terhadap pendapatan premi Prudential. Di tengah pandemi, agen juga dilatih untuk menggunakan PRUCekatan agar bisa bisa beri layanan secara tatap muka virtual. Ini sudah mendapat persetujuan izin dari OJK,” ujar Rusli kepada Kontan.co.id. Dengan fitur PRUCekatan, Ia menyatakan tenaga pemasaran Prudential bisa tetap melakukan penjualan produk ke nasabah. Prudential Indonesia memiliki tenaga pemasaran sebanyak 285.000 per Juni 2020 di seluruh Indonesia. Tumbuh 9,62% year to date dari 2019 sebanyak 260.000 agen.
Baca Juga: PSBB Jakarta, pembayaran premi asuransi jiwa diprediksi seret Rusli menyebut Prudential Indonesia melihat agen sebagai seorang
entrepreneur. Sehingga perusahaan memiliki program pelatihan agen yang berkesinambungan serta didukung dengan berbagai sistem dan tools digital. Tujuannya, agar agen siap menjadi edukator sekaligus tenaga pemasar yang handal kepada nasabah. “Kita ingin memastikan setiap tenaga pemasar bisa naik kelas setiap tahun. Ketika ada satu peningkatan profesionalitas pada agen, otomatis layanan terbaik kepada nasabah juga meningkat,” tutur Rusli. Oleh sebab itu, Prudential Indonesia memberi pelatihan dan mentoring agen agar bisa mencapai level Million Dollar Round Table (MDRT). Ia mengaku saat ini, perusahaan memiliki 1.000 agen yang telah memiliki status MDRT. Jumlah itu telah menyumbangkan 36% dari total 2.745 agen MDRT di seluruh Indonesia. Secara global, Prudential Indonesia berada di peringkat 15 untuk jumlah agen MDRT dari lebih 500 perusahaan asuransi yang tersebar di 70 negara dan wilayah. Juga peringkat ke-12 untuk MDRT Global Female Member. Rusli yang memulai karir di industri asuransi pada 1994 sebagai agen menyatakan ada perbedaan tantangan dulu dan sekarang. Ia mengaku pada tahun 1990an masyarakat tidak mengetahui dan tidak memiliki produk asuransi.
Baca Juga: Bantu nasabah kelola risiko kesehatan dan keuangan Zurich rilis Zurich Smart Care “Sekarang saat agen datang, mereka mengetahui apa itu asuransi dan mengapa asuransi penting. Namun tantangannya banyak masyarakat belum memiliki produk asuransi. Oleh sebab itu, penting bagi prudential untuk melakukan investasi untuk edukasi, training, dan tools secara digital untuk agen agar bisa memberikan solusi terbaik kepada masyarakat,” jelas Rusli. Ia berharap para agen bisa memberikan solusi asuransi kepada masyarakat dengan berbagai produk yang dimiliki oleh Prudential Indonesia. Mulai dari produk ritel, kumpulan, konvensional, syariah, tradisional, hingga berbalut investasi. Merujuk laporan keuangan Prudential Indonesia, pendapatan premi bruto secara konsolidasi tercatat Rp 11,93 triliun. Nilai itu turun 2,05% yoy dibandingkan Juni 2019 senilai Rp 12,18 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .