Kotler & Armstrong dalam bukunya Principles of Marketing (2008) mengatakan, pilihan atau keputusan pembelian konsumen dipengaruhi empat faktor psikologis utama. Empat hal itu adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap. Dari sisi motivasi, Abraham Maslow kemudian menjelaskan mengapa seseorang terdorong oleh kebutuhan tertentu pada saat tertentu. Dalam teori motivasinya, Maslow menyebutkan, kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Dari segi kepentingannya, hirarki kebutuhan dimulai dari kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi. Orang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang paling penting terlebih dahulu. Pada saat kebutuhan tersebut terpenuhi, kebutuhan tersebut akan terhenti sebagai motivator dan dia akan memenuhi kebutuhan paling penting selanjutnya. Teori tentang pemasaran itu kembali terasa penting seiring dengan klaim adanya perubahan pola belanja barang menjadi belanja kesenangan (leisure), seperti jalan-jalan atau rekreasi, jajan, menginap di hotel, kegiatan budaya, dan berwisata. Perubahan pola konsumsi itu tergambar dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan konsumsi pada komponen leisure yang terus naik.
Psikologi konsumen
Kotler & Armstrong dalam bukunya Principles of Marketing (2008) mengatakan, pilihan atau keputusan pembelian konsumen dipengaruhi empat faktor psikologis utama. Empat hal itu adalah motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap. Dari sisi motivasi, Abraham Maslow kemudian menjelaskan mengapa seseorang terdorong oleh kebutuhan tertentu pada saat tertentu. Dalam teori motivasinya, Maslow menyebutkan, kebutuhan manusia tersusun dalam sebuah hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Dari segi kepentingannya, hirarki kebutuhan dimulai dari kebutuhan fisiologi, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan diri, dan kebutuhan aktualisasi. Orang akan berusaha memuaskan kebutuhan yang paling penting terlebih dahulu. Pada saat kebutuhan tersebut terpenuhi, kebutuhan tersebut akan terhenti sebagai motivator dan dia akan memenuhi kebutuhan paling penting selanjutnya. Teori tentang pemasaran itu kembali terasa penting seiring dengan klaim adanya perubahan pola belanja barang menjadi belanja kesenangan (leisure), seperti jalan-jalan atau rekreasi, jajan, menginap di hotel, kegiatan budaya, dan berwisata. Perubahan pola konsumsi itu tergambar dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat pertumbuhan konsumsi pada komponen leisure yang terus naik.