KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT), pengelola Pelabuhan Internasional Anggrek dalam skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU)melakukan
groundbreaking untuk tahap pertama konstruksi Pelabuhan Internasional Anggrek di sisi laut. Langkah ini menandai transformasi menuju
smart green port, yang diharapkan menjadi motor pembangunan ekonomi di Gorontalo. Acara peresmian dihadiri berbagai pihak, termasuk Ismail Pakaya selaku Penjabat Gubernur Gorontalo, Inspektur Jenderal Angesta Romano Yoyol selaku Kepala Polisi Daerah Gorontalo, Brigadir Jenderal TNI Totok Sulistyono selaku Komandan Korem 133/Nani Wartabone, serta unsur-unsur Forkompimda lainnya dan Takehiro Yasui selaku Chief Representative Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia Office.
Baca Juga: Kelola Pelabuhan Anggrek Gorontalo, PT AGIT Fokus Memberi Pelatihan Teknologi Hiramsyah S. Thaib, President Director & Group CEO PT Gobel International serta Direktur Utama PT AGIT, menyatakan kebanggaannya atas langkah ini sebagai komitmen terhadap transformasi ekonomi dan lingkungan di Gorontalo. "Pembangunan tahap pertama di sisi laut akan berlangsung selama 3 tahun, dari 2024 hingga 2026, dengan tujuan meningkatkan infrastruktur pelabuhan dan kapasitas operasional untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Gorontalo," ujarnya dalam siaran pers serperti dikutip Senin (12/2). Pelabuhan Internasional Anggrek akan menjadi pendorong utama pembangunan Gorontalo, dengan potensi agribisnis yang kuat dan akses mudah ke jalur perdagangan internasional. Dengan nilai investasi Rp 1,4 triliun, pelabuhan ini diharapkan membuka jalan bagi percepatan ekosistem industri di Gorontalo melalui inovasi teknologi yang berkelanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi warga Gorontalo.
Baca Juga: Kelola Pelabuhan Anggrek Gorontalo, PT AGIT Fokus Memberi Pelatihan Teknologi Konsep smart green port akan diterapkan di Pelabuhan Internasional Anggrek, dengan memanfaatkan teknologi seperti sensor Internet of Things (IoT), otomatisasi, dan analitik data untuk meningkatkan efisiensi operasional sambil memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Pemasangan peralatan teknologi modern yang ramah lingkungan, seperti Harbour Mobile Crane (HMC) dan Rubber Tyred Gantry (RTG) dengan mesin hybrid serta penggunaan panel surya sebagai sumber energi, menjadi langkah konkret dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan. Selain itu, proyek ini akan membuka 200.000 lapangan kerja di Gorontalo dan memungkinkan sektor UMKM untuk memanfaatkan potensi produk pertanian dari hulu hingga hilir. "PT AGIT berkomitmen untuk menjadi mitra bagi masyarakat Gorontalo dalam meningkatkan kapasitas mereka untuk menjadi garda terdepan dalam memanfaatkan potensi daerah," tambahnya.
Baca Juga: Perusahaan swasta resmi mengelola Pelabuhan Anggrek Gorontalo Diperkirakan proyek ini akan meningkatkan nilai investasi lebih dari Rp 835 triliun dan menggerakkan 140.000 TEUs logistik melalui integrasi Pelabuhan Internasional dengan Kawasan Industri Anggrek sebagai Kawasan Ekonomi Khusus. Peningkatan keterampilan tenaga kerja menjadi penting bagi Gorontalo sebagai fondasi pembangunan di era keterbukaan ekonomi dan persaingan yang semakin ketat. SDM berkualitas mendukung peningkatan perekonomian daerah dengan memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki Gorontalo. Investasi di sektor strategis seperti Pelabuhan Internasional Anggrek dan Kawasan Industri Anggrek menjadi prioritas untuk diversifikasi lapangan kerja dan akselerasi penyerapan tenaga kerja nasional. Transfer teknologi menjadi kunci utama yang dapat diberikan oleh sektor swasta dalam memberdayakan warga Gorontalo dengan inovasi dan keterampilan baru, serta merangsang pertumbuhan ekonomi Gorontalo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli