PT Berdikari jual 456 ekor sapi hingga Agustus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Berdikari hingga Agustus 2017 berhasil menjual sapi sebanyak 456 ekor. Penjualan ini merosot hampir 60% dibanding periode yang sama tahun lalu, yaitu 1.124 ekor. 

Eko Taufik Wibowo, Direktur Utama PT Berdikari mengakui, penjualan tahun ini cukup menurun. "Tahun 2017 memang mengalami penurunan. Kendalanya dikarenakan kami melakukan restrukturisasi keuangan dan bisnis model untuk menyesuaikan kondisi pasar, sehingga tidak berpotensi rugi," tutur Eko kepada Kontan.co.id, Kamis (5/10).

Hingga saat ini Berdikari masih mendapatkan pasokan sapi lokal dari 17 kelompok peternak yang bermitra dengan perusahan plat merah ini. Bila ditotal, Eko berpendapat terdapat sekitar 170 peternak yang bermitra dengan Berdikari.


Hingga akhir tahun Eko masih optimis PT Berdikari mampu menjual sapi hingga 80% dari target yang ditetapkan di awal tahun yakni 1.000 ekor sapi. Dia bilang target awal sulit tercapai karena persaingan harga yang terjadi.

Karena itu Eko mengungkap Berdikari akan mempertahakan pelanggan yang mereka miliki. "Kami masih dengan existing customer saja dan memang tdk terlalu expansif. Karena harga masih belum baik. Harga daging masih tertekan harga daging Bulog," jelasnya.

Sampai saat ini masih Berikari masih memiliki sekitar 150 ekor sapi yang masih dalam proses penggemukan. Ke depan, Eko mengungkap akan dilakukan pengisian kandang setelah panen Idul Adha. Eko menargetkan akan ada 150 ekor sapi yang akan dikandangkan.

Sementara itu, Eko juga mengungkap terjadi penundaan impor sapi dari Australia sebanyak 2.000 ekor yang seharusnya diimpor Oktober ini. Dia bilang penundaan ini terjadi karena masih terdapat kendala pasa perizinan karantina. "Jadi sepertinya mundur ke November atau Desember," tambah Eko.

Terkait bisnis perunggasan yang sedang dijajaki Berdikari, Eko mengungkap sedang menjalani tahap penyusunan feasibility study (FS), serta menunggu proses impor bibit indukan ayam sebanyak 35.000 ekor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia