KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan emas yang tinggi memicu perusahaan memproduksi si kuning. Salah satunya PT Bumi Suksesindo. Anak usaha PT Merdeka Cooper Cooper Gold Tbk (MDKA) ini "Sampai semester pertama 2018 kami berhasil memproduksi emas sebanyak 83.713 ons dan perak 48.226 ons” ujar Cahyono Seto, Direktur PT Bumi Suksesindo, dalam rilis, Jumat (5/10). Cahyono mengatakan, tahun 2017 merupakan titik penting bagi Bumi Suksesindo. Perusahaan ini berhasil mencapai produksi perdana emas dan perak dari tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, yakni 142.468 ons emas dan 44.598 ons perak sepanjang 2017. Ia menargetkan produksi emas pada tahun 2018 ini meningkat menjadi 155.000 hingga 170.000 ons. Sementara sang induk tak ingin tak mau kalah. Per semester I-2018, MDKA mencatatkan pendapatan US$ 144,86 juta. Meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni US$ 8,87 juta. Sedangkan laba bersih semester I-2018 sebesar US$ 32,55 juta, di periode sama tahun sebelumnya masih merugi US$ 1,75 juta.
PT Bumi Suksesindo ingin sukses meningkatkan produksi emas di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan emas yang tinggi memicu perusahaan memproduksi si kuning. Salah satunya PT Bumi Suksesindo. Anak usaha PT Merdeka Cooper Cooper Gold Tbk (MDKA) ini "Sampai semester pertama 2018 kami berhasil memproduksi emas sebanyak 83.713 ons dan perak 48.226 ons” ujar Cahyono Seto, Direktur PT Bumi Suksesindo, dalam rilis, Jumat (5/10). Cahyono mengatakan, tahun 2017 merupakan titik penting bagi Bumi Suksesindo. Perusahaan ini berhasil mencapai produksi perdana emas dan perak dari tambang Tujuh Bukit di Banyuwangi, yakni 142.468 ons emas dan 44.598 ons perak sepanjang 2017. Ia menargetkan produksi emas pada tahun 2018 ini meningkat menjadi 155.000 hingga 170.000 ons. Sementara sang induk tak ingin tak mau kalah. Per semester I-2018, MDKA mencatatkan pendapatan US$ 144,86 juta. Meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, yakni US$ 8,87 juta. Sedangkan laba bersih semester I-2018 sebesar US$ 32,55 juta, di periode sama tahun sebelumnya masih merugi US$ 1,75 juta.
