KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2018, PT Fast Food Indonesia Tbk menargetkan penambahan 35 unit gerai Kentucky Fried Chicken (KFC) dan 20 gerai KFC Box. Mereka menyiapkan dana belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar Rp 270 miliar. Sebagai gambaran, biaya investasi membangun satu gerai KFC mencapai Rp 4,5 miliar-Rp 9,5 miliar. Sementara pembangunan satu KFC Box menyedot anggaran sekitar Rp 1,5 miliar. Luas KFC Box lebih mini ketimbang KFC reguler, yakni sekitar 100 meter persegi (m). Fast Food belum membeberkan lokasi persis penambahan gerai tahun depan. Yang terang, mereka tertarik memperbesar pasar di wilayah Indonesia bagian timur. Ekspansi itu akan melengkapi gerai KFC yang sudah hadir di Timika dan Manokwari.
Namun, biaya logistik yang tinggi menjadi pertimbangan utama ekspansi Fast Food. "Distribusi kami lewat laut dan kami mengharapkan biaya logistik turun kalau tol laut sudah nyambung," kata Justinus Dalimin Juwono, Direktur PT Fast Food Indonesia Tbk saat paparan publik di Jakarta, Rabu (22/11). Selain Indonesia bagian timur, Fast Food membidik lokasi penambahan gerai di pasar yang sempit seperti rumah sakit, stasiun dan pemukiman padat. Ekspansi itu mengandalkan gerai KFC Box. Hingga kini, sebanyak 40 gerai KFC Box sudah beroperasi. Fast Food juga belum berniat meninggalkan kota besar. Orientasi perusahaan berkode saham FAST di Bursa Efek Indonesia itu adalah gerai KFC
stand alone yang beroperasi selama 24 jam. Hingga 30 September 2017, Fast Food tercatat mengoperasikan 599 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah itu bertambah 24 dibandingkan dengan catatan akhir tahun 2016 yakni 575 gerai. Ratusan gerai KFC itu terbagi dalam enam kategori
restaurant support center (RSC). RSC Jakarta adalah penyumbang pendapatan terbesar bagi Fast Food. Kalau dihitung, pendapatan RSC Jakarta sebesar Rp 1,47 triliun setara dengan kontribusi 37,79%. (
lihat infografis) Produk terbatas Sambil menambah jaringan pemasaran, Fast Food melanjutkan agenda rutin yakni merilis produk terbatas atau
limited time offer (LTO). "Chocochicks jalan, Januari dan Maret 2018 ada baru. Jadi kami akan main tiga bulan sekali mengeluarkan inovasi," terang Shivashish Pandey,
Head Advisor PT Fast Food Indonesia Tbk dalam kesempatan yang sama. Chocochicks adalah menu baru KFC yang muncul tahun ini. Menu ini merupakan perpaduan antara ayam goreng dengan cokelat.
Selain Chocochicks, produk LTO KFC yang lain seperti Hot & Cheesy Chicken. Produk ayam goreng berbalut keju itu bahkan sudah rilis dua kali sejak tahun lalu. Manajemen Fast Food mengaku, penjualan Hot & Cheesy Chicken pada periode kedua sudah mencapai 90% dari target awal. Dalam tiga bulan, sudah terjual 1,5 juta
pieces ayam. Lewat peluncuran produk LTO, Fast Food berharap bisa mempertahankan pasar di tengah persaingan bisnis restoran ayam yang ketat. Perusahaan ini berharap, ke depan volume pengolahan ayam meningkat. Catatan saat ini, Fast Food mengolah 2 juta ekor ayam setiap bulan. Hingga akhir tahun 2017, Fast Food masih optimistis membukukan pertumbuhan kinerja. Acuan yang digunakan perusahaan ini,
same store sales growth (SSSG) selama sembilan bulan tahun ini masih mendaki. "Memang banyak yang bilang ada penurunan bisnis resto dan ritel, tetapi
same store sales growth kami masih tumbuh 4% bahkan secara nasional itu tumbuh 9%," beber Justinus. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia