JAKARTA. PT Garam akan mengimpor garam sebanyak 50.000 ton pada Maret ini. Jumlah tersebut lebih rendah 16,7%-28,6% dibandingkan realisasi impor tahun 2011 yang mencapai 60.000 ton-70.000 ton.Direktur Utama PT Garam Slamet Irredenta mengaku telah memperoleh izin impor dari pemerintah. "Kami sudah mengajukan dan mendapat ijin impor awal Maret ini," kata Slamet kepada KONTAN, Selasa (6/3).Rencananya, PT Garam akan mendatangkan garam dari Australia. Menurut Slamet, harga garam impor berkisar sebesar Rp 800 per kilogram (kg) hingga Rp 850 per kg.Kendati mengimpor, PT Garam berkomitmen menyerap garam rakyat. Selama Januari-Februari lalu, PT Garam sudah menyerap sektiar 124.000 ton garam.Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan Deddy Saleh mengungkapkan sudah ada tujuh importir yang mengajukan permohonan impor garam. Kendari sudah mengantongi izin, dia bilang impor garam harus menunggu hasil survei dari tim teknis dan Badan Pusat Statistik.Deddy menjelaskan, ada beberapa syarat bagi para pelaku usaha untuk melakukan importasi garam. Perusahaan importir harus menyerap garam lokal sebesar 50% dari total kuota impor yang diperbolehkan. Selain itu, pemerintah akan melihat rekam jejak perusahaan yang diperoleh dari realisasi penyerapan impor garam dari kuota yang telah diijinkan.Deddy bilang, pelaksanaan importasi tersebut juga akan dilakukan secara bertahap, tahap pertama sebanyak 300.000 ton dilakukan pada bulan Maret sampai akhir April, sementara sisanya dilakukan pada Mei sampai Juni. Garam itu akan didatangkan dari India dan Australia.Tahun 2011 lalu, realisasi impor garam sebanyak 923.576 ton, lebih sedikit dari kuota yang diizinkan sebanyak 1,04 juta ton. "Tahun ini kuota impor garam rendah karena produksi garam lokal cukup tinggi," kata Deddy.Tanu Wikodhiono Ketua Asosiasi Produsen Garam Konsumsi Beryodium (APROGAKOP) mengatakan, perusahaan yang mengajukan importasi tersebut merupakan perusahaan produsen garam iodinisasi dan non iodinisasi. Menurutnya, impor garam akan mulai dilakukan pada pertengahan atau akhir Maret nanti. Ketujuh perusahaan tersebut antara lain PT Susanti Megah, PT Garinda, PT Sumatera Co, PT Garam Biono, PT Cheetam, PT Garam dan Elite Star.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PT Garam akan mengimpor 50.000 ton garam
JAKARTA. PT Garam akan mengimpor garam sebanyak 50.000 ton pada Maret ini. Jumlah tersebut lebih rendah 16,7%-28,6% dibandingkan realisasi impor tahun 2011 yang mencapai 60.000 ton-70.000 ton.Direktur Utama PT Garam Slamet Irredenta mengaku telah memperoleh izin impor dari pemerintah. "Kami sudah mengajukan dan mendapat ijin impor awal Maret ini," kata Slamet kepada KONTAN, Selasa (6/3).Rencananya, PT Garam akan mendatangkan garam dari Australia. Menurut Slamet, harga garam impor berkisar sebesar Rp 800 per kilogram (kg) hingga Rp 850 per kg.Kendati mengimpor, PT Garam berkomitmen menyerap garam rakyat. Selama Januari-Februari lalu, PT Garam sudah menyerap sektiar 124.000 ton garam.Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementrian Perdagangan Deddy Saleh mengungkapkan sudah ada tujuh importir yang mengajukan permohonan impor garam. Kendari sudah mengantongi izin, dia bilang impor garam harus menunggu hasil survei dari tim teknis dan Badan Pusat Statistik.Deddy menjelaskan, ada beberapa syarat bagi para pelaku usaha untuk melakukan importasi garam. Perusahaan importir harus menyerap garam lokal sebesar 50% dari total kuota impor yang diperbolehkan. Selain itu, pemerintah akan melihat rekam jejak perusahaan yang diperoleh dari realisasi penyerapan impor garam dari kuota yang telah diijinkan.Deddy bilang, pelaksanaan importasi tersebut juga akan dilakukan secara bertahap, tahap pertama sebanyak 300.000 ton dilakukan pada bulan Maret sampai akhir April, sementara sisanya dilakukan pada Mei sampai Juni. Garam itu akan didatangkan dari India dan Australia.Tahun 2011 lalu, realisasi impor garam sebanyak 923.576 ton, lebih sedikit dari kuota yang diizinkan sebanyak 1,04 juta ton. "Tahun ini kuota impor garam rendah karena produksi garam lokal cukup tinggi," kata Deddy.Tanu Wikodhiono Ketua Asosiasi Produsen Garam Konsumsi Beryodium (APROGAKOP) mengatakan, perusahaan yang mengajukan importasi tersebut merupakan perusahaan produsen garam iodinisasi dan non iodinisasi. Menurutnya, impor garam akan mulai dilakukan pada pertengahan atau akhir Maret nanti. Ketujuh perusahaan tersebut antara lain PT Susanti Megah, PT Garinda, PT Sumatera Co, PT Garam Biono, PT Cheetam, PT Garam dan Elite Star.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News