PT Garam tambah areal bio membran haram 100 Ha



JAKARTA. PT Garam Indonesia memacu peningkatan produksi garam dengan penambahan fasilitas bio membran seluas 100 hektare (ha) di Sumenep, Madura.  Pengembangan bio membran tersebut menjadi salah satu pembangunan yang dibiayai dari anggaran belanja PT Garam tahun ini yang mencapai Rp 110 miliar.

Bio membran adalah ladang garam yang dilapisi sejenis bahan plastik untuk menampung air laut agar garam yang dihasilkan tak bercampur dengan tanah atau lumpur.

Adanya ekspansi fasilitas ini, PT Garam berharap target penambahan produksi garam tahun ini sebesar 15.000 ton akan tercapai. Jika tahun lalu produksi garam perusahaan ini sebesar 385.000 ton, tahun ini naik menjadi 400.000 ton.


Direktur Utama PT Garam Indonesia, Yulian Lintang mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan penambahan bio membran seluas 100 ha untuk menyongsong musim panen raya garam yang jatuh pada awal Juni 2013. Penambahan bio membran itu ditargetkan selesai akhir Mei 2013.  "Dengan penambahan tersebut, luas areal bio membran PT Garam yang akan beroperasi tahun ini mencapai 327 ha," kata Yulian.

Belanja modal selain digunakan untuk menambah bio membran juga untuk membangun infrastruktur penunjang produksi seperti tanggul dan pembelian lahan.

Kata Yulian, teknologi bio membran sudah diterapkan oleh PT Garam sejak beberapa tahun lalu. Salah satu kelebihan fasilitas ini mampu menghasilkan garam dengan kualitas lebih bagus. Tak hanya sebatas itu saja,  produktivitas garam dengan teknologi bio membran lebih tinggi dibanding cara tradisional.

Saat ini produktivitas PT Garam mencapai 500 ton per ha, lebih tinggi dibandingkan petani rakyat 80 ton per ha. Namun dibanding dengan total ladang penggaraman yang dimiliki PT Garam, lahan yang telah menerapkan bio membran masih minim.

Total lahan produksi garam PT Garam mencapai 5.700 ha yang tersebar di wilayah Madura. Perinciannya, 1.250 ha di Sampang, 1.250 ha di Pamekasan, dan 3.200 ha di Sumenep. Dari total luas lahan tersebut hanya sekitar 500 ha yang digunakan sebagai ladang penggaraman, sisanya untuk pemrosesan air.

Selain mengandalkan produksi sendiri, Yulian berjanji akan lebih banyak menyerap garam rakyat. Jika tahun lalu penyerapan garam rakyat sebanyak 150.000 ton, tahun ini ditargetkan 200.000 ton.

Dari target itu, hingga  pertengahan April 2013, penyerapan garam petani rakyat telah terealisasi sebanyak 54.000 ton. "Kita terus serap garam rakyat di Madura, Cirebon dan Indramayu," kata Yulian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri