KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (
IPCC) bakal menebar dividen untuk pemegang sahamnya. Rapat umum pemegang saham luar biasa IPCC, Rabu (19/6), menyepakati membagikan dividen sebesar 60% dari laba tahun 2018. Sebagai informasi, tahun lalu IPCC mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 31,5% menjadi Rp 170,18 miliar. Laba meningkat berkat kenaikan pendapatan sebesar 23,64% menjadi Rp 521,84 miliar. Dengan rasio dividen 60%, berarti laba sebesar Rp 102,11 miliar akan dialokasikan sebagai dividen untuk para investor. Dividen tersebut setara dengan Rp 56,16 per saham.
Rabu (19/6), harga saham IPCC tercatat Rp 1.240 per saham. Merujuk harga ini, imbal hasil atau dividend yield IPCC sekitar 4,52%. Direktur Utama IPCC Chiefy Adi mengatakan, pihaknya akan membagikan dividen itu dalam tempo kurang lebih satu bulan pasca RUPS. “Akan masuk pada tanggal pencairan di 18 Juli 2019,” kata Chiefy dalam kesempatan tersebut. Sedangkan untuk tanggal cum date di pasar regular dan negosiasi akan dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2019. Sedangkan keesokan harinya, 28 Juni 2019 akan masuk tanggal expired date untuk pasar regular dan negosiasi. Untuk cum date dividen IPCC di pasar tunai sendiri akan dimulai pada 1 Juli 2019. Keesokan harinya yakni pada 2 Juli 2019, akan memasuk pada tanggal expired date dividen di pasar tunai. Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan
dividend payout ratio yang dirilis oleh IPCC tergolong menarik. “Terbukti mereka sampai berani bagi 60% dari labanya sebagai dividen,” kata Alfred ketika ditemui Kontan, Rabu (19/6). Alfred mengatakan, wajar bila jumlah
dividend payout ratio IPCC cukup tinggi. “Fundamental mereka kuat. Dan dalam catatan, mereka sama sekali nol utang dan jumlah kasnya cukup luar biasa,” kata Alfred. Bila menilik laporan keuangan, IPCC mencatatkan aset mencapai Rp 1,25 triliun dengan kas sebesar Rp 556, 52 miliar per Maret 2019. Sementara liabilitas mencapai Rp 151, 76 miliar dengan total ekuitas sebesar Rp 1,10 triliun. Jumlah aset itu naik berlipat mengingat di periode sama tahun lalu jumlah aset IPCC hanya sebesar Rp 334, 73 miliar. Hal yang menarik, menurut Alfred, tercermin dari harga serta likuiditas saham IPCC. Hingga Rabu (19/6), harga saham IPCC turun 24,39% secara
year to date. Pada hari ini, jumlah saham IPCC yang ditransaksikan sebesar 1,5 juta saham dengan nilai transaksi Rp 1,9 triliun dan frekuensi transaksi sebanyak 156 kali.
“Ini menarik untuk anak perusahaan BUMN. Kalau Indonesia punya Jasa Marga untuk jalan tol, khusus untuk kendaraan terminal Indonesia ini punya IPCC. Jadi sebenarnya perusahaan ini cukup menarik,” kata Alfred. Asal tahu saja, 71,28% saham IPCC dimiliki oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II. Sedangkan 5,41% dari total sahamnya dimiliki PT Pelabuhan Indonesia Investama. Alfred juga memproyeksikan IPCC akan kecipratan dengan produksi kendaraan yang oleh Gaikindo diproyeksikan akan tumbuh hingga 70% pada semester kedua 2019. Alfred mengatakan pemilihan umum membuat beberapa agen pemegang merk otomotif menahan produksi. “Hal itu wajar bila akhirnya membuat pendapatan IPCC melambat hanya tumbuh 2%,” imbuhnya. Sebagai informasi, pendapatan IPCC selama tiga bulan pertama 2019 tercatat sebesar Rp 117,41 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat