BANDUNG. Proyek pembangunan moda transportasi massal monorel resmi ditangani oleh PT Jabar Moda Transportasi (JMT). Perusahaan patungan ini merupakan gabungan dari Panghegar Group yang diwakili oleh PT Sarana Infrastruktur Indonesia (SII) dengan BUMD PT Jasa Sarana (JS). Presiden Direktur Panghegar Group, Cecep Rukmana mengatakan, PT SII akan memiliki 20 persen saham PT JMT dan 80 persen saham lainnya dimiliki PT JS. "Komposisi saham itu akan berubah jika China National Machinary Import and Export Corporation (CMC) ikut bergabung," kata Cecep di Bandung, Jumat (29/8) sore. Menurut Cecep, jika BUMN milik Tiongkok itu bergabung, komposisi saham PT JMT akan menjadi milik SII 20 persen, PT JS 40 persen, dan CMC 40 persen. Keterlibatan CMC, kata Cecep, akan membuat kondisi finansial perusahaan patungan itu lebih baik karena pembangunan monorel trase I antara Leuwipanjang-Gedebage-Tanjungsari membutuhkan dana sekitar Rp 6 hingga Rp 8 triliun.
PT JMT resmi urus monorel di Bandung
BANDUNG. Proyek pembangunan moda transportasi massal monorel resmi ditangani oleh PT Jabar Moda Transportasi (JMT). Perusahaan patungan ini merupakan gabungan dari Panghegar Group yang diwakili oleh PT Sarana Infrastruktur Indonesia (SII) dengan BUMD PT Jasa Sarana (JS). Presiden Direktur Panghegar Group, Cecep Rukmana mengatakan, PT SII akan memiliki 20 persen saham PT JMT dan 80 persen saham lainnya dimiliki PT JS. "Komposisi saham itu akan berubah jika China National Machinary Import and Export Corporation (CMC) ikut bergabung," kata Cecep di Bandung, Jumat (29/8) sore. Menurut Cecep, jika BUMN milik Tiongkok itu bergabung, komposisi saham PT JMT akan menjadi milik SII 20 persen, PT JS 40 persen, dan CMC 40 persen. Keterlibatan CMC, kata Cecep, akan membuat kondisi finansial perusahaan patungan itu lebih baik karena pembangunan monorel trase I antara Leuwipanjang-Gedebage-Tanjungsari membutuhkan dana sekitar Rp 6 hingga Rp 8 triliun.