JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memacu kinerja perusahaannya termasuk memacu kinerja keuangan perusahaan sepur tersebut. Perusahaan pelat merah tersebut mengincar pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp 9,4 triliun. "Proyeksi pendapatan kami di tahun 2013 sebesar Rp 9,4 triliun. Angka tersebut naik dari realisasi pendapatan di tahun 2012 yang sebesar Rp 6,9 triliun," ujar Kurniadi Atmosasmito, Direktur Keuangan PT KAI saat acara Forum Komunikasi Investasi BUMN di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (16/5). Menurut Kurniadi, rincian pendapatan tersebut sebesar Rp 4,06 triliun (43%) berasal dari angkutan barang, Rp 3,68 triliun (39%) berasal dari angkutan penumpang, dan Rp 1,7 triliun berasal dari pendapatan non transportasi (18%). Kurniadi bilang target tersebut sudah bergeser tumpuannya dari total pendapatan di tahun 2012, di mana di tahun lalu pendapatan dari angkutan penumpang yang paling besar. "Target ke depannya 60% pendapatan dari angkutan barang, dan sisanya dari angkutan penumpang dan pendapatan non transportasi," jelasnya. Kurniadi juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah berinvestasi sebesar Rp 7,6 triliun untuk pengembangan kereta rel listrik (KRL) yang ada di wilayah Jabodetabek. Investasi tersebut untuk membiayai sarana KRL Rp 5,48 triliun dan untuk prasarana KRL Rp 2,13 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PT KAI incar pendapatan Rp 9,4 triliun
JAKARTA. PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memacu kinerja perusahaannya termasuk memacu kinerja keuangan perusahaan sepur tersebut. Perusahaan pelat merah tersebut mengincar pendapatan di tahun 2013 sebesar Rp 9,4 triliun. "Proyeksi pendapatan kami di tahun 2013 sebesar Rp 9,4 triliun. Angka tersebut naik dari realisasi pendapatan di tahun 2012 yang sebesar Rp 6,9 triliun," ujar Kurniadi Atmosasmito, Direktur Keuangan PT KAI saat acara Forum Komunikasi Investasi BUMN di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (16/5). Menurut Kurniadi, rincian pendapatan tersebut sebesar Rp 4,06 triliun (43%) berasal dari angkutan barang, Rp 3,68 triliun (39%) berasal dari angkutan penumpang, dan Rp 1,7 triliun berasal dari pendapatan non transportasi (18%). Kurniadi bilang target tersebut sudah bergeser tumpuannya dari total pendapatan di tahun 2012, di mana di tahun lalu pendapatan dari angkutan penumpang yang paling besar. "Target ke depannya 60% pendapatan dari angkutan barang, dan sisanya dari angkutan penumpang dan pendapatan non transportasi," jelasnya. Kurniadi juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah berinvestasi sebesar Rp 7,6 triliun untuk pengembangan kereta rel listrik (KRL) yang ada di wilayah Jabodetabek. Investasi tersebut untuk membiayai sarana KRL Rp 5,48 triliun dan untuk prasarana KRL Rp 2,13 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News