Mandom Indonesia (TCID) penuhi 99% proses sertifikasi produk halal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandom Indonesia (TCID), berkata pihaknya menyadari pentingnya penggunaan bahan halal dalam produksi kosmetik sesuai dengan beleid pemerintah Nomor Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2018.

Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, pemerintah mengatur jaminan produk kosmetik dan farmasi halal, serta proses sertifikasinya. Peraturan ini merupakan turunan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

"Pihak kami sudah menyadari pentingnya Undang - Undang Jaminan Produk Halal (UUJPH) tersebut. Saat peraturan keluar tahun lalu, kami langsung berkoordinasi dengan pihak terkait untuk konsultasi teknis," ungkap Alia Dewi selaku Sekretaris Perusahaan Mandom kepada Kontan, Minggu (26/5).


Alia melanjutkan, saat ini proses sertifikasi produk Mandom sudah mencapai 99% dan selebihnya hanya tinggal menempuh proses finalisasi. Tanpa menyebut besaran komposisi, Alia menyebut selama ini pihaknya menggunakan bahan baku impor dan lokal untuk memenuhi standar halal.

Berdasarkan catatan Kontan, pendapatan bersih TCID tercatat meningkat 6,1% atau sebesar Rp 722,28 miliar pada Kuartal I 2019, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 681,15 miliar.

perseroan mengincar penjualan tumbuh 5%-10% pada tahun ini atau sekitar Rp2,78 triliun-Rp2,92 triliun. Sedangkan, penjualan domestik ditargetkan tumbuh dua digit sepanjang 2019.

Peningkatan tersebut lebih baik dibandingkan dengan tahun 2018, dimana Mandom mengalami penurunan penjualan sebesar 2,21% atau sebesar Rp2,65 triliun pada 2018.

Penjualan domestik berkontribusi sekitar 73,64% terhadap penjualan 2018. Penjualan domestik tahun lalu turun 5,80% dibandingkan dengan penjualan domestik tahun sebelumnya sebesar Rp2,07 triliun.

Sementara penjualan ekspor berkontribusi sebesar 26,36% terhadap penjualan 2018. Penjualan ekspor naik 8,99% dibandingkan dengan penjualan ekspor tahun sebelumnya sebesar Rp640,44 miliar.

Laba bersih 2018 sebesar Rp173,05 miliar, turun 3,39% dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp179,13 miliar.

"Penjualan domestik menurun pada 2018 salah satunya karena perubahan pola belanja konsumen. Sementara penjualan ekspor meningkat salah satunya ada pengaruh penguatan mata uang dollar Amerika Serikat dan yen," lanjut Alia.

Per 31 September 2018, penjualan ekspor dikontribusikan dari penjualan ke Uni Emirat Arab sebesar 8%, Jepang sebesar 6%, serta lainnya seperti Malaysia, Thailand, Filipina, India, Singapura, Korea, Vietnam, Cina, Hongkong, dan Taiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi