JAKARTA. PT Navigat Energy Indonesia berencana menambah jumlah pembangkit listrik yang berbasis sampah. Tahun ini, Navigat sedang mengikuti tender proyek pembangkit berbahan bakar sampah di Sunter, Jakarta Utara, serta di Bandung, Jawa Barat. Direktur Utama Navigat, Agus Nugroho Santos, merasa optimistis bisa memenangkan tender lantaran telah memiliki pengalaman dalam mengelola pembangkit listrik dari sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Navigat berhasil mengoperasikan satu pembangkit tenaga sampah berkapasitas 10 Megawatt (MW) di Bantar Gebang. Tahun ini, Navigat menyediakan investasi Rp 530 miliar. "Targetnya, kapasitas listrik sampai 28 MW," ujarnya ke KONTAN, Senin (23/1).Agus menjelaskan, tender pembangkit sampah di Sunter berkapasitas sampah mencapai 1.000 ton. Perkiraannya, kapasitas listrik yang bisa dihasilkan 10 MW. Sementara di Bandung dengan kapasitas sampah mencapai 700 ton dengan perkiraan kapasitas listrik 8 MW.
PT Navigat Energy tambah pembangkit dari sampah
JAKARTA. PT Navigat Energy Indonesia berencana menambah jumlah pembangkit listrik yang berbasis sampah. Tahun ini, Navigat sedang mengikuti tender proyek pembangkit berbahan bakar sampah di Sunter, Jakarta Utara, serta di Bandung, Jawa Barat. Direktur Utama Navigat, Agus Nugroho Santos, merasa optimistis bisa memenangkan tender lantaran telah memiliki pengalaman dalam mengelola pembangkit listrik dari sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. Navigat berhasil mengoperasikan satu pembangkit tenaga sampah berkapasitas 10 Megawatt (MW) di Bantar Gebang. Tahun ini, Navigat menyediakan investasi Rp 530 miliar. "Targetnya, kapasitas listrik sampai 28 MW," ujarnya ke KONTAN, Senin (23/1).Agus menjelaskan, tender pembangkit sampah di Sunter berkapasitas sampah mencapai 1.000 ton. Perkiraannya, kapasitas listrik yang bisa dihasilkan 10 MW. Sementara di Bandung dengan kapasitas sampah mencapai 700 ton dengan perkiraan kapasitas listrik 8 MW.