JAKARTA. Perusahaan terbuka yang belum listing, PT Paphros berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan. Pada perhelatan tersebut, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia ini akan melempar sekitar 10% sampai 20% sahamnya ke publik. Dari situ, Phapros menargetkan raihan dana sekitar Rp 500 miliar."Tahun depan kita harapkan bisa listing di bursa. Bisa saham baru atau melepas saham yang lama," ungkap Direktur Keuangan PT Phapros, Budi Ruseno, Rabu (11/6).Namun sebelum melakukan Initial Public Offering (IPO), rencananya RNI akan menyuntikkan modal terlebih dahulu. Sehingga dengan aset dan ekuitas yang lebih tinggi, Budi berharap sahamnya akan menjadi likuid. Pada akhir tahun lalu, aset Phapros tercatat Rp 642,91 miliar dan ekuitasnya yakni Rp 391,93 miliar.Nantinya, Phapros juga akan dilebur dengan anak usaha RNI yang lain, yakni PT Mitra Rajawali Banjaran. Sekadar informasi, perusahaan tersebut memproduksi alat suntik, sarung tangan karet, dan kondom.Direktur Utama Phapros Iswanto mengatakan, pihaknya akan menggunakan dana hasil IPO untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan dalam 2 tahun mendatang. Capex tersebut adalah untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru di Semarang yang memakan biaya investasi senilai Rp 350 miliar.Perusahaan farmasi tersebut akan mulai melakukan groundbreaking pabrik di akhir tahun ini. Pabrik baru Phapros itu akan memiliki luas 3 sampai 4 hektar. Nah, Phapros pun telah melakukan pembelian tanah seluas 10 hektar.Lalu selain untuk melakukan investasi pabrik baru, Phapros juga akan menggunakan dana hasil IPO untuk membayar pinjaman bank yang perseroan tarik tahun ini. "Jadi sebenarnya selain IPO, kita ada opsi obligasi. Tetapi karena ada bank yang berikan dana murah, jadi kita fokus IPO. Dari dana IPO, kita juga bisa tutup pinjaman bank," tandas Budi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PT Phapros berencana IPO tahun depan
JAKARTA. Perusahaan terbuka yang belum listing, PT Paphros berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan. Pada perhelatan tersebut, anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia ini akan melempar sekitar 10% sampai 20% sahamnya ke publik. Dari situ, Phapros menargetkan raihan dana sekitar Rp 500 miliar."Tahun depan kita harapkan bisa listing di bursa. Bisa saham baru atau melepas saham yang lama," ungkap Direktur Keuangan PT Phapros, Budi Ruseno, Rabu (11/6).Namun sebelum melakukan Initial Public Offering (IPO), rencananya RNI akan menyuntikkan modal terlebih dahulu. Sehingga dengan aset dan ekuitas yang lebih tinggi, Budi berharap sahamnya akan menjadi likuid. Pada akhir tahun lalu, aset Phapros tercatat Rp 642,91 miliar dan ekuitasnya yakni Rp 391,93 miliar.Nantinya, Phapros juga akan dilebur dengan anak usaha RNI yang lain, yakni PT Mitra Rajawali Banjaran. Sekadar informasi, perusahaan tersebut memproduksi alat suntik, sarung tangan karet, dan kondom.Direktur Utama Phapros Iswanto mengatakan, pihaknya akan menggunakan dana hasil IPO untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) perseroan dalam 2 tahun mendatang. Capex tersebut adalah untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru di Semarang yang memakan biaya investasi senilai Rp 350 miliar.Perusahaan farmasi tersebut akan mulai melakukan groundbreaking pabrik di akhir tahun ini. Pabrik baru Phapros itu akan memiliki luas 3 sampai 4 hektar. Nah, Phapros pun telah melakukan pembelian tanah seluas 10 hektar.Lalu selain untuk melakukan investasi pabrik baru, Phapros juga akan menggunakan dana hasil IPO untuk membayar pinjaman bank yang perseroan tarik tahun ini. "Jadi sebenarnya selain IPO, kita ada opsi obligasi. Tetapi karena ada bank yang berikan dana murah, jadi kita fokus IPO. Dari dana IPO, kita juga bisa tutup pinjaman bank," tandas Budi.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News