JaKARTA. Sejak membentuk anak perusahaan, PT PP Property pada September 2013 silam, PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk makin giat melansir daftar pekerjaan rumah di lini realti dan properti. Terbaru, tahun ini perusahaan plat merah ini akan membangun empat hotel dengan belanja modal Rp 230 miliar. Bukan tanpa alasan PT PP ingin membangun hotel. Perusahaan ini mengaku mengincar pendapatan berulang alias
recurring income dari hasil menyewakan kamar hotel. "Pendapatan
recurring income ini untuk menunjang bisnis utama kami," aku Wayan, Direktur Pemasaran PP Property kepada KONTAN, Jumat (30/5). PT PP sudah menetapkan dua jenis hotel yang akan dibangun di akhir tahun ini, yakni hotel bintang tiga dengan bendera Park Hotel. Satu lagi, berbendera Pro Hotel yang dikategorikan dalam hotel ekonomi.
Soal lokasi, PT PP mempertimbangkan dua alasan dalam memilih lokasi, yakni lokasi yang dekat dengan letak aset-asetnya. Alasan lain, menyasar lokasi berdekatan dengan kantor cabang PT PP. Nah, rincian empat hotel yang akan dibangun,
pertama, hotel di Makassar, Sulawesi Selatan. Di kota ini, PT PP akan membangun Park Hotel di atas lahan seluas 3.150 meter persegi (m²). Sedangkan luas bangunan hotel ini adalah 20.343 m². Dengan luas bangunan sebesar itu, bakal ada 300 unit kamar. Proyek hotel di kota yang terkenal dengan masakan sop konro karebosi ini diperkirakan menelan investasi Rp 110 miliar.
Kedua, hotel di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Di kota ini, PT PP membangun Pro Hotel. Proyek ini berdiri di atas lahan seluas 6.492 m² dan luas bangunan 9.700 m². Meski dari sisi luasan lahan dan bangunan lebih luas daripada proyek di Makassar, PT PP ternyata hanya menganggarkan dana Rp 45 miliar untuk hotel ini. Nanti, hotel ini akan berisi 100 unit kamar.
Ketiga, hotel di Bali. Senada dengan di Lombok, PT PP juga hanya menganggarkan Rp 45 miliar untuk merealisasikan proyek hotel di sini. Di atas lahan seluas 4.000 m² dan luas bangunan 9.799 m², PT PP akan membangun hotel berkapasitas 100 unit kamar.
Keempat, hotel di Semarang, Jawa Tengah. Satu-satunya proyek hotel yang ada di Jawa ini diprediksi menelan biaya Rp 30 miliar. Proyek di Ibu Kota Jawa Tengah ini, kelak akan dibangun di atas lahan seluas 3.000 m² dan luas bangunan 8.303 m². Target okupansi Meski belum mau berbicara soal target penyelesaian proyek, tapi PT PP sudah berani mematok target tingkat keterisian kamar alias okupansi. Perusahaan ini menargetkan tingkat okupansi hotel-hotelnya kelak bisa mencapai 75%-85%. Tingkat okupansi ini bertolak dari realisasi okupansi hotel Park Hotel Jakarta dan Park Hotel Bandung. PT PP mengklaim kedua hotel tersebut masing-masing tingkat okupansinya telah menyentuh 85% dan 70%.
Sayang, PT PP hanya berbagai informasi soal target okupansi saja. Perusahaan ini tak berbagi target kontribusi pendapatan kelak jika keempat hotel ini beroperasi. Yang jelas, pasca empat hotel ini, PT PP mengaku bakal menggarap satu hotel lagi. "Kami sedang mengkaji pengembangan hotel di Bengkulu," beber Wayan. Perlu Anda ketahui, kontribusi lini bisnis realti dan properti terhadap total pendapatan PT PP masih minim. Melongok laporan keuangan perusahaan per 31 Maret 2014, gabungan kontribusi pendapatan realti dan properti cuma 2,84%. Dalam nominal, keduanya menyumbang sekitar Rp 56,81 miliar. Kontributor terbesar masih dari pendapatan jasa konstruksi, yakni Rp 1,75 triliun, atau 87,64% terhadap total pendapatan. Lantas, disusul pendapatan dari
engineering, procurement, construction (EPC) Rp 190,38 miliar, setara dengan 9,52%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina