KONTAN.CO.ID - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ("PT SMI") dengan dukungan dari Tony Blair Institute for Global Change (TBI), pada hari Rabu (21/02), meluncurkan proses konsultasi atas Kerangka Kerja Sosial-Ekonomi ("Kerangka Kerja"), sebuah perangkat praktis yang dapat memaksimalkan pemanfaatan dampak sosial-ekonomi transisi energi berkeadilan di Indonesia. Proses konsultasi ini bertujuan untuk mengumpulkan masukan dari pemangku kepentingan terkait implementasi kerangka kerja sosial-ekonomi. Kerangka kerja ini juga akan membantu para pengambil keputusan di Indonesia untuk memitigasi berbagai risiko yang terkait dengan aktivitas transisi ke energi bersih yang berkeadilan. Khususnya dampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia yang stabil, apabila tidak dikelola dengan hati-hati dan cermat. Direktur Utama PT SMI, Edwin Syahruzad, mengatakan bahwa semua lapisan masyarakat, tanpa terkecuali, harus dapat menuai manfaat dari transisi energi yang adil di Indonesia. "Transisi energi menghadirkan peluang dan tantangan. Sisi positifnya, perluasan energi terbarukan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun demikian, transisi juga dapat menimbulkan risiko negatif bagi kelompok rentan jika tidak dikelola dengan hati-hati, dimana salah satunya adalah pengungsian masyarakat," ujar Edwin.
Kerangka Kerja Sosial Ekonomi ini diharapkan bisa mendukung PT SMI, yang baru saja ditunjuk sebagai country manager untuk Energy Transition Mechanism (ETM) guna mengawal transisi Indonesia dari energi fosil ke energi hijau dan rendah karbon. "Acara hari ini juga semakin menegaskan komitmen dan upaya kami untuk menjadi bagian dari solusi terhadap masalah iklim global", tambah Edwin. Country Director TBI Indonesia, Shuhaela F. Haqim, menyambut baik peluncuran kerangka kerja Sosial Ekonomi dan kolaborasi dengan PT SMI. "Kolaborasi dengan PT SMI mewakili komitmen kami untuk menghadirkan inovasi dan dampak positif. Seiring dengan upaya Indonesia untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi di tahun 2045, kebutuhan akan solusi praktis dan inovatif menjadi semakin mendesak dibandingkan sebelumnya. Kerangka kerja ini diharapkan dapat menghadirkan panduan praktis bagi para manajer di bidang transisi energi to get the job done dan memastikan bahwa tidak ada pihak yang dikorbankan ketika menjalankan beragam proyek transisi energi." "Transisi energi yang adil sudah sepatutnya menjadi skema yang saling menguntungkan bagi ekonomi, lingkungan dan pembangunan sosial. Saya optimistis bahwa kerangka kerja ini akan mendukung upaya kita untuk mencapai hal tersebut," tambah Shuhaela. Peluncuran kerangka kerja ini dilakukan di Jakarta bersamaan dengan pertemuan donor transisi energi PT SMI yang menghadirkan mitra utama pemerintah dan non-pemerintah dalam satu forum. Hadir dalam acara ini di antaranya adalah Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Boby Wahyu Hernawan S.E., M.Com., DBA. Turut hadir pula perwakilan dari kedutaan besar negara asing, lembaga keuangan dan mitra pembangunan. Pada saat peluncuran, Penasihat Senior TBI, Niall Saville menguraikan Kerangka Kerja di hadapan para pengambil keputusan internasional dan nasional. Peluncuran ini dilanjutkan dengan diskusi panel "Menavigasi dampak sosial ekonomi dari transisi energi di Indonesia", yang dimoderatori oleh Tomi Soetjipto, Manajer Senior Tony Blair Institute dengan panelis Pradana Murti (Direktur Manajemen Risiko PT SMI), Meutia Chaerani (Climate Change Specialist Asian Development Bank), Tiza Mafira (Direktur Climate Policy Initiative), Lucky Nurrahmant (Country Lead Global Energy Alliance for People and Planet), dan Gustavo Galvis (Regional Vice President, South & Southeast Asia, Export Development Canada). Tentang PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) ("PT SMI") PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) yang didirikan pada tanggal 26 Februari 2009 adalah Badan Usaha Milik Negera di bawah koordinasi Kementerian Keuangan yang berbentuk Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). PT SMI berperan dan memiliki mandat sebagai katalis percepatan pembangunan nasional. PT SMI memiliki berbagai fungsi dan produk/fitur unik untuk mendukung percepatan pembangunan infrasruktur yang tidak hanya berfungsi sebagai pembiayaan infrastruktur tetapi juga sebagai enabler melalui pelaksanaan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang mengikutsertakan berbagai institusi keuangan baik swasta maupun multilateral. PT SMI aktif mendukung pelaksanaan KPBU dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di daerah melalui produk pinjaman daerah. PT SMI memiliki tiga pilar bisnis yaitu (1) Pembiayaan dan Investasi, yaitu pembiayaan terhadap proyek-proyek infrastruktur, (2) Jasa Konsultasi yaitu solusi atas kebutuhan tenaga professional dan ahli di bidang infrastruktur serta (3) Pengembangan Proyek yaitu membantu Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk menyiapkan proyek infrastruktur.
Tentang Tony Blair Institute for Global Change Tony Blair Institute for Global Change memperlengkapi pemerintah untuk menanggapi tantangan hari ini dan meraih peluang di masa depan. Kami bekerja dengan para pemimpin politik dan pemerintah di seluruh dunia dalam strategi, kebijakan, dan pelaksanaan – dengan teknologi sebagai pendukung ketiganya. Dengan 750 staf dan terus bertambah, kami beroperasi di lebih dari 30 negara, termasuk Indonesia sejak tahun 2022.
Baca Juga: Sarana Multi Infrastruktur Akuisisi 25% Saham Waskita Toll Road di Trans Jabar Tol Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti