PT Timah akan masuk ke bisnis properti



JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk (TINS) mulai serius memikirkan diversifikasi bisnisnya. Perseroan akan masuk ke bisnis properti dalam waktu dekat. Selain untuk diversifikasi bisnis, rencana TINS masuk bisnis properti juga untuk memanfaatkan aset-aset tak produktif yang dimilikinya.

Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan TINS mengatakan, perseroan akan segera membentuk anak usaha di bidang properti. Untuk tahap awal, TINS akan menggandeng emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI) dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).

Nah, tahun ini, TINS menargetkan anak usaha baru di bidang properti akan berdiri di Kuartal III tahun ini. Sementara pengerjaan proyeknya diharapkan bisa dimulai pada awal tahun depan, setelah pergantian presiden baru. Untuk membentuk sebuah Perseroan Terbatas (PT), TINS harus menyetor modal awal minimal Rp 5 miliar. 


Proyek pertama TINS berlokasi di Bekasi. TINS akan membangun kawasan residensial dengan menggandeng ADHI dan WIKA sebagai kontraktor. Di proyek itu, TINS sudah memiliki 176 hektare (ha) lahan. Sebesar 85% dari total lahan itu sudah siap digarap. "Kami tengah meminta persetujuan komisaris untuk membentuk anak usaha baru di bisnis properti ini," ujarnya di Jakarta, Rabu (23/7).

Sayang, Agung masih belum menyebut berapa nilai investasi yang dibutuhkan untuk proyek residensial di Bekasi. Yang jelas, saat ini TINS memiliki total aset berupa tanah yang bisa dimanfaatkan. Nilai aset itu mencapai Rp 2 triliun. TINS masih akan melakukan kajian grand design untuk proyek properti tersebut. 

Lahan TINS yang siap digarap untuk bisnis propertinya tersebar di beberapa wilayah, seperti di Bekasi, Bandung, Bangka dan Belitung. Di Belitung misalnya, TINS berencana membangun kota wisata yang memiliki hotel dan lahan golf. "Jadi kalau ke Belitung tidak hanya wisata melihat tambang, tetapi juga bisa ada resort," ujarnya.

Dana untuk menggarap properti ini akan digunakan dari belanja modal TINS tahun ini yang sebesar Rp 1,3 triliun. Namun, untuk proyek properti baru, TINS akan juga bakal memikirkan pendanaan lain selain dari kas internal.

Agung bilang, bisnis tambang adalah bisnis yang dapat habis dalam jangka panjang. Sehingga, perseroan juga menyiapkan diri untuk bergerak di bidang lain. "Jadi tetap harus disiapkan sejak awal. Sehingga PT Timah tidak hanya dikenal dari produksi timah saja, tetapi juga dari bisnis properti, atau dari bisnis mineral lainnya," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan