JAKARTA. PT Timah Tbk mendukung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera melakukan audit smelter di Provinsi Bangka Belitung. Sekretaris Perusahaan PT Timah Agung Nugroho mengatakan, pihaknya mendukung rencana pemerintah untuk melakukan audit kepada PT Timah. Pasalnya dengan dilakukan audit, tidak ada lagi permainan harga timah yang membuat harga jadi tidak jelas. Selama ini, akibat adanya ketidaksinkronan antara suplai dengan kapasitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), PT Timah terkena dampaknya. Salah satunya, harga timah di pasaran menjadi tidak stabil. "Kami sebagai pelaku usaha memang harus siap. Ini salah satu rekomendasi dari pemerintah dan tim pemerintah daerah (Pemda). Indonesia eksportir timah terbesar di dunia. Jadi, jika Indonesia ada kesulitan soal ekspor, cukup berpengaruh terhadap harga," kata Agung kepada KONTAN, Senin (4/1). Agung menjelaskan, pengaruh terhadap ekspor Indonesia adalah pasokan timah yang tidak sesuai dengan kapasitas smelter. Artinya, jika kapasitas smelter 500 ton, tapi suplainya bisa mencapai 700 ton. Artinya, harga yang dipatok tidak sesuai dengan kapasitas smelter. Dia menyayangkan suplai ke smelter yang banyak dengan harga sama. Sayangnya, Agung enggan bicara soal berapa harganya, dia menyerahkan hal itu kepada pemerintah untuk menjelaskan.
PT Timah dukung pemerintah audit smelter
JAKARTA. PT Timah Tbk mendukung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk segera melakukan audit smelter di Provinsi Bangka Belitung. Sekretaris Perusahaan PT Timah Agung Nugroho mengatakan, pihaknya mendukung rencana pemerintah untuk melakukan audit kepada PT Timah. Pasalnya dengan dilakukan audit, tidak ada lagi permainan harga timah yang membuat harga jadi tidak jelas. Selama ini, akibat adanya ketidaksinkronan antara suplai dengan kapasitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter), PT Timah terkena dampaknya. Salah satunya, harga timah di pasaran menjadi tidak stabil. "Kami sebagai pelaku usaha memang harus siap. Ini salah satu rekomendasi dari pemerintah dan tim pemerintah daerah (Pemda). Indonesia eksportir timah terbesar di dunia. Jadi, jika Indonesia ada kesulitan soal ekspor, cukup berpengaruh terhadap harga," kata Agung kepada KONTAN, Senin (4/1). Agung menjelaskan, pengaruh terhadap ekspor Indonesia adalah pasokan timah yang tidak sesuai dengan kapasitas smelter. Artinya, jika kapasitas smelter 500 ton, tapi suplainya bisa mencapai 700 ton. Artinya, harga yang dipatok tidak sesuai dengan kapasitas smelter. Dia menyayangkan suplai ke smelter yang banyak dengan harga sama. Sayangnya, Agung enggan bicara soal berapa harganya, dia menyerahkan hal itu kepada pemerintah untuk menjelaskan.