KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong kegiatan hilirisasi mineral untuk mendongkrak pembangunan ekosistem industri dalam negeri yang terintegerasi. Komitmen hilirisasi sektor mineral turut dilakukan PT Timah Tbk (TINS) melalui anak usahanya, PT Timah Industri yang sejak tahun 2010 memproduksi tin solder dan tin chemical di Kota Cilegon, Provinsi Banten. Produksi tin chemical dan tin solder PT Timah Industri digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor Amerika, India, Tiongkok, Taiwan dan beberapa negara Eropa.
Direktur Utama PT Timah Industri Ria Wardhani Pawan mengatakan, PT Timah Industri ke depannya memiliki portofolio yang lebih banyak dengan mengembangkan produk dari tin chemical dan tin solder.
Baca Juga: Provinsi Bangka Belitung Simpan Sumber Daya Logam Tanah Jarang (LTJ) Paling Besar "Jadi bukan hanya tin chemical dan tin solder, tapi kami juga bisa memproduksi katalis lainnya yang berbahan dasar logam timah. Benchmark kami tentunya perusahaan sejenis yang sudah berdiri lebih dulu dan memiliki portofolio produk yang sangat beragam jadi itu menjadi target kami di masa depan," kata Ria dalam keterangan resmi, Senin (18/9). Ria melanjutkan, PT Timah Industri memiliki visi untuk menjadi perusahaan hilirisasi terkemuka di dunia. Perusahaan terus melakukan pengembangan teknologi untuk dapat mewujudkan visi tersebut dan menjadi impian bersama. "Setapak demi setapak bisa kami capai targetnya yang menjadi impian kita semua," tambah Ria. Sebelumnya, dorongan untuk hilirisasi terus disuarakan pemerintah. Presiden RI Joko Widodo mengatakan, pengelolaan dan pemanfaatan mineral dan batubara harus memberikan nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. "Indonesia harus menjadi negara yang juga mampu mengolah sumber dayanya, mampu memberikan nilai tambah dan mensejahterakan rakyatnya dan ini bisa kita lakukan melalui hilirisasi," kata Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR 2023, Rabu (16/8). Undang-Undang Dasar Negara (UUD) Tahun 1945 Pasal 33 ayat (3) berbunyi "Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat" sudah mengamanatkan pemanfaatan SDA secara optimal, efektif, dan efisien sehingga dapat mendorong dan mendukung perkembangan serta kemandirian pembangunan industri nasional. Dalam Rencana Pengelolaan Mineral dan Batubara Nasional (RPMBN) 2022-2027 yang dikeluarkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), percepatan peningkatan nilai tambah, salah satunya timah perlu dilakukan koordinasi, sinkronisasi kebijakan dan data antara Kementerian/Lembaga. nMenteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (MenkoMarves) Luhut Binsar Pandjaitan berencana melakukan larangan ekspor timah, hal tersebut dilakukan karena masih terdapat temuan ekspor yang dilakukan secara ilegal. Langkah ini diambil untuk mendorong hilirisasi industri komoditas timah di dalam negeri semakin berkembang. "Lalu kita mungkin (larang ekspor) timah. Saya pikir timah nantinya dimasukan ke sistem, sehingga kita bisa mengurangi penyeludupan," kata Luhut di Jakarta belum lama ini. "Sekaligus kita harus melakukan hilirisasi industri di Indonesia," tambahnya.
Baca Juga: Harga Logam Industri Masih Berpeluang Naik hingga Akhir Tahun 2023 Saat ini, PT Timah Industri memiliki 3 pabrik Tin Chemical dan 1 pabrik Tin Solder. Pabrik Tin Chemical terdiri dari Stannic Chloride (SnCl4) berkapasitas 3.000 ton dengan merek BANKASTANNIC. Selanjutnya, pabrik Dimethyltin Dichloride (DMT) berkapasitas 8.000 ton dengan merek BANKASTAB DMT Series, kemudian, pabrik Methyltin Stabilizer berkapasitas 10.000 ton dengan merek BANKASTAB MT Series, dan pabrik Tin Solder berkapasitas 2.000 ton dengan merek BANKAESA. Produk tin solder digunakan pada industri elektronik dan otomotif, sedangkan tin chemical digunakan pada industri Polyvinyl chloride (PVC) sebagai bahan aditif tin stabilizer untuk pembuatan pipa konstruksi, profile, plastik PVC transparan dan lainnya. Tin chemical juga merupakan material pengganti timbal (Pb) pada PVC sehingga menjadi ramah lingkungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .