JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk tengah mengenjot penyelesaian pabrik pengolahan mineral tanah jarang atawa rare earth. Perusahaan plat merah itu telah memulai tahapan konstruksi dan menargetkan pabrik berkapasitas 50 kilogram per hari bisa beroperasi kuartal-I 2015. Tepatnya, sejak Agustus lalu, PT Timah sudah menjalani kegiatan engineering, procurement and construction (EPC). Perusahaan ini menunjuk kontraktor dalam negeri untuk membangun pabrik di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka Belitung. Kalau tak meleset, pembangunan rampung dalam enam hingga delapan bulan. Meski proses pembangunan masih berlangsung, perusahaan berkode TINS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah menentukan strategi marketing. "Selama proses konstruksi berlangsung, kami akan berupaya mencari pelanggan sekaligus menentukan jenis produk yang diminati pasar," kata Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan PT Timah kepada KONTAN, (1/10) tanpa menyebutkan siapa pelanggan yang dibidik.
PT Timah mulai memasarkan olahan tanah jarang
JAKARTA. PT Timah (Persero) Tbk tengah mengenjot penyelesaian pabrik pengolahan mineral tanah jarang atawa rare earth. Perusahaan plat merah itu telah memulai tahapan konstruksi dan menargetkan pabrik berkapasitas 50 kilogram per hari bisa beroperasi kuartal-I 2015. Tepatnya, sejak Agustus lalu, PT Timah sudah menjalani kegiatan engineering, procurement and construction (EPC). Perusahaan ini menunjuk kontraktor dalam negeri untuk membangun pabrik di Kawasan Industri Tanjung Ular, Bangka Belitung. Kalau tak meleset, pembangunan rampung dalam enam hingga delapan bulan. Meski proses pembangunan masih berlangsung, perusahaan berkode TINS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah menentukan strategi marketing. "Selama proses konstruksi berlangsung, kami akan berupaya mencari pelanggan sekaligus menentukan jenis produk yang diminati pasar," kata Agung Nugroho, Sekretaris Perusahaan PT Timah kepada KONTAN, (1/10) tanpa menyebutkan siapa pelanggan yang dibidik.