PT Timah (TINS) Yakin Kinerja Tahun Ini akan Membaik



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Anggota Holding Grup MIND ID, PT Timah Tbk (TINS) optimistis akan melakukan perbaikan kinerja untuk memberikan nilai tambah pada industri tambang mineral Indonesia.

Pada tahun lalu, TINS mencatatkan produksi bijih timah mencapai 14.855 ton, turun 26% jika dibandingkan dengan realisasi produksi tahun 2022 sebesar 20.079 ton. 

Produksi logam timah TINS sepanjang 2023 juga mengalami penurunan 23% YoY menjadi 15.340 metrik ton dan penjualan logam timah terkoreksi 31% YoY menjadi 14.385 metrik ton.


Pada tahun buku 2023, TINS membukukan pendapatan sebesar Rp 8,4 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 684,3 miliar dan rugi tahun berjalan sebesar Rp 449,7 miliar.  Posisi nilai aset perseroan pada tahun 2023 sebesar Rp 12,8 triliun, dengan posisi liabilitas sebesar Rp 6,6 triliun, pinjaman bank dan utang obligasi pada akhir tahun 2023 tercatat Rp 3,5 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 6,2 triliun.

Baca Juga: Kinerja TINS Melemah Sepanjang Kuartal I-2024

Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal mengatakan, kinerja tahun 2023 dipengaruhi oleh beberapa faktor global di antaranya, lambatnya pemulihan perekonomian global dan domestik, tekanan harga logam timah dunia di tahun 2023 akibat penguatan mata uang AS, serta maraknya penambangan timah tanpa izin yang terjadi di Bangka Belitung.

Ia menjelaskan, TINS akan fokus pada perbaikan proses bisnis, peningkatan produksi dan pembukaan lokasi baru, serta program efisiensi berkelanjutan. TINS terus beradaptasi terhadap kondisi bisnis pertimahan.

"Terlebih, saat ini timah menjadi salah satu logam yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan berbagai industri membuat permintaan atas komoditas timah terus bertumbuh,” kata Dani dalam keterangan resmi, Rabu (8/5).

Ia menambahkan, TINS terus berupaya dalam merealisasikan beberapa inisiatif strategis diantaranya peningkatan sumberdaya dan cadangan secara organik/anorganik, optimalisasi penambangan dan pengolahan timah primer, optimalisasi tata kelola penambangan rakyat, pengembangan bisnis mineral lain, serta melakukan efisiensi biaya di seluruh rantai bisnis proses.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi