PTBA berharap PLTU Sumsel 8 jelas bulan depan



Jakarta. PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk berharap bisa mendapatkan kepastian rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel 8 pada bulan depan. Apalagi perusahaan ini sudah membahas secara intensif proyek tersebut dengan PLN.

Hingga pertengahan bulan ini, rencana pembangunan PLTU berkapasitas 2x620 megawatt (MW) itu sudah sampai tahap final. "Kalau bulan ini mungkin belum ada kepastian, bulan depanlah sudah bisa dipastikan," ujar Sekretaris Perusahaan PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk Adib Ubaidillah kepada KONTAN, Senin (15/8).

Perkiraan dana investasi PLTU Sumsel 8 mencapai sekitar US$ 1,6 miliar. Bukit Asam siap memenuhi US$ 1,2 miliar di antaranya dari pinjaman The Export Import Bank of China yang didapat sejak Maret tahun lalu.


Meski jadwal realisasi proyek semakin dekat, Bukit Asam belum bisa memastikan ada atau tidaknya penyambungan PLTU Sumsel 8 dengan transmisi bawah laut arus searah alias high voltage direct current (HVDC) Sumatera-Jawa. Jika proyek itu tersambung dengan HVDC Sumatera-Jawa, berarti produksi listrik PLTU Sumsel 8 bakal dijual ke Jawa.

Asal tahu, Bukit Asam meneken perjanjian jual beli tenaga listrik atau power purchase agreement (PPA) dengan PLN pada September 2015. PLN juga memastikan proyek transmisi HVDC masuk rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) tahun 2016-2025.

Nah, sejauh ini PLN masih mengkaji proyek transmisi HVDC. "Kalau proyek HVDC yang ada kan menyalurkan listrik sebesar 3.000 MW dari Sumatera ke Jawa, situasi ini yang masih harus kami cek dibandingkan pada 2007 ketika dilakukan studi," kata Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso.

Kajian PLN meliputi harga listrik, waktu penyaluran listrik dari Jawa serta volume listrik yang akan dialirkan. Mereka juga masih menghitung harga keekonomian.

Bukit Asam memilih tak mau pusing dengan kajian PLN. Fokus utama perusahaan berkode PTBA di Bursa Efek Indonesia itu adalah merealisasikan PLTU Sumsel 8. "Yang penting, kami harapkan size-nya tidak berubah, tetap 2x620 MW," ujar Adib.

Sekadar kilas balik, Bukit Asam mencanangkan rencana pembangunan PLTU Sumsel 8 sejak Desember 2011. Pada September 2012, mereka dan China Huadian Hongkong membikin perusahaan patungan bernama PT Huadian Bukit Asam Power. Komposisi sahamnya;  45% Bukit Asam dan 55% China Huadian.

Bukit Asam juga berperan sebagai penyuplai batubara untuk PLTU yang dioperasikan Huadian Bukit Asam. Mereka akan menyuplai 5,6 juta ton batubara per tahun dalam kurun 25 tahun.

Selanjutnya, Huadian Bukit Asam melakukan peletakan batu pertama atawa groundbreaking PLTU pada 7 November 2015. Proses pembebasan lahan seluas 103 hektare (ha) rampung per akhir kuartal I 2016. Proyek tersebut lantas tertunda karena belum jelas mengenai teknis transmisinya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto