KONTAN.CO.ID - JAKARTA. China sudah mulai membuka
lockdown di negaranya. Sebentar lagi, India akan menyusul. Dua negera tersebut merupakan negara konsumen utama batubara. Asal tahu saja, konsumsi listrik India naik 20% sejak hari pertama
lockdown, 25 Maret lalu. Seiring kenaikan tersebut, persediaan batubara India menunjukkan penurunan dari rekor level tertingginya. Tak heran, pasar berekspektasi India akan mulai kembali melakukan pembelian batubara.
Permintaan batubara dari China juga mulai naik. Tercatat impor batubara China periode April mencapai 30,9 ton, atau naik sekitar 11,2% dari bulan lalu dan naik 22,3% secara tahunan. Pelonggaran
lockdown di beberapa negara, termasuk China dan India, sebagai importir terbesar batubara dunia, menjadi katalis positif utama bagi harga batubara dalam beberapa perdagangan terakhir. Harga batubara pada kuartal II tahun ini berpeluang kembali ke level US $60. Namun jika perang dagang AS-China kembali pecah, harga batubara terancam kembali ke bawah level US $50. Ini menjadi sentimen positif bagi industri batubara dalam negeri. Salah satu emiten yang akan merasakan dampak positifnya adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Trader bisa melakukan buy on weakness PTBA dengan range harga 1.835-1.845 sebanyak maksimal 5% dari modal
swing trading. Jual jika harga turun dari 1.770 untuk pembatasan risiko dan perkiraan
profit taking di kisaran 1.950-2.000 Kinerja PTBA Kinerja PTBA tertekan di kuartal I-2020. Emiten batubara ini mencatatkan penurunan laba dan pendapatan bersih sepanjang tiga bulan pertama 2019. BUMN tambang yang berbasis di Sumatra Selatan ini membukukan pendapatan senilai Rp 5,12 triliun di kuartal I 2020, turun 4% secara
year-on-year. Sementara laba bersih PTBA merosot 20,5% menjadi Rp 903,24 miliar. Pendapatan turun ini dapat dilihat dari produksi yang lebih rendah 3,5% YoY. Tapi penjualan batubara, transportasi dan volume logistik masih naik 2,3% YoY.
IDR triliun | 1Q20 | 1Q19 | YoY |
Pendapatan | 5.122 | 5.337 | -4% |
Pendapatan kotor | 1.525 | 1.777 | -14,2% |
Pendapatan operasional | 1.080 | 1.419 | -23,9% |
Pendapatan bersih | 903,24 | 1.137 | -20,5% |
MNtons |
Penjualan | 6,80 | 6,65 | 2,3% |
Produksi | 5,50 | 5,70 | -3.5% |
Saham PTBA telah terkoreksi cukup dalam. Bahkan harga sempat mencapai level terendah selama tiga tahun di Rp 1.485 per saham. Selama satu tahun ini harga saham PTBA telah merosot 52%. Ini menyusul penurunan indeks harga batubara Newcastle sebesar 29,5%. Melihat EPS tahun 2019 sebesar Rp 362,6 dan rasio pembayaran dividen yang diharapkan sebesar 75%, PTBA dapat membagikan dividen final hingga Rp 272 per saham. Saat ini saham PTBA diperdagangkan dengan PER 5,86 kali. Ingin tahu di mana saja peluang dan saham-saham potensial di tengah penurunan IHSG saat ini? Temukan jawabannya di aplikasi EMTrade.
Salam profit!
Disclaimer: Setiap pembahasan saham dalam artikel ini bersifat sebagai referensi / bahan pertimbangan, dan bukan merupakan perintah beli / jual. Setiap keuntungan dan kerugian menjadi tanggung jawab dari pelaku pasar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata