PTBA dan PLN gandeng Malaysia bangun PLTU



JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT PLN bekerja sama dengan Tenaga Nasional Berhad (TNB), perusahaan negara milik Malaysia, membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 X 600 MW di Indragiri Hulu, Riau. Investasi pembangunan PLTU ini mencapai Rp 15 triliun. Rencananya, pembangunan konstruksi PLTU tersebut akan dimulai akhir 2013 mendatang.

Hananto Budi Laksono, Sekretaris Perusahaan PTBA, mengatakan, Juni lalu, ketiga perusahaan itu telah meneken nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) pembangunan PLTU tersebut. "Kalau tidak ada halangan, September mendatang akan dibentuk konsorsium pelaksanaan proyek ini. Nilai investasinya sekitar Rp 15 triliun," ungkap Hananto ke KONTAN, Senin (6/8).

Nantinya konsorsium yang dibentuk tiga perusahaan tersebut bertugas melakukan studi kelayakan (feasibility study) pembangunan PLTU. Diperkirakan, studi kelayakan selesai tersebut tuntas pada akhir 2013. Selesainya studi kelayakan itu tersebut juga tanda dimulainya pembangunan PLTU. "Proyek selesai 2016-2017," katanya.


Selain membuat studi kelayakan, konsorsium ini juga akan membentuk tiga anak usaha yang menjadi penopang pembangunan PLTU tersebut. Secara umum, setiap anak usaha mempunyai fungsi yang berbeda, yakni menyediakan pasokan batu bara, pengoperasian PLTU serta mengembangkan jaringan transmisi.

Hananto menambahkan, perusahaan penyedia batubara itu akan memakai lahan konsesi PTBA yang memiliki cadangan batubara sebesar 367 juta ton dan sumber daya batubara sebanyak 790 juta ton. "Jadi batubara itu khusus untuk PLTU," kata Hananto.

Dia bilang, kebutuhan batubara untuk PLTU tersebut sekitar 5 juta sampai 6 juta ton per tahun. "Untuk perusahaan batubara, saham kami 51%, PLN 39%, dan TNB 10%," tandas Hananto.

Sedangkan kepemilikan saham di perusahaan pengelola PLTU, PTBA sebesar 25%, PLN 37,5%, dan TNB 37,5%. Dan di perusahaan transmisi, saham PTBA hanya 10%, sementara PLN dan TNB masing-masing mengempit 45%.

Ekspor listrik 50%

Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengungkapkan, nantinya listrik dari PLTU Indragiri Hulu itu sebanyak 50% akan diekspor ke Negeri Jiran. Pengiriman listrik menggunakan kabel bawah laut yang bakal dibangun pada 2017 mendatang. Nur Pamudji meyakinkan, pada tahun itu, pasokan listrik untuk wilayah Sumatera sudah berlebih.

Dengan begitu, Indonesia akan mendapatkan keuntungan dari ekspor listrik tersebut. Yang juga pasti, "PLN menjamin harga listrik tidak akan disubsidi Pemerintah Indonesia," tegas Nur Pamudji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.