JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) akhirnya mengantongi pinjaman senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun. Dana itu dipakai untuk menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 mega watt (MW). Proyek yang disebut PLTU Sumsel 8 itu berlokasi di Mulut Tambang Tanjung Enim Sumatera Selatan. Pinjaman diperoleh melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dari The Export-Import Bank of China (CEXIM). PTBA dan CEXIM meneken perjanjian itu, Jumat (27/3) dalam rangkaian agenda Indonesia-China Economic Cooperation Forum. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, pinjaman tersebut memenuhi 75% kebutuhan nilai proyek Sumsel 8 yang mencapai US$ 1,59 miliar atau Rp 20,8 triliun. Sementara 25% sisanya atau sekitar US$ 400 juta akan didanai dari ekuitas HBAP. Informasi saja, PTBA mengempit 45% saham HBAP dan memiliki kewajiban pendanaan sebesar US$ 180 juta. Sedangkan sisanya merupakan kewajiban dari mitra PTBA, China Huadian Hongkong Co. Ltd. Perjanjian pinjaman untuk PLTU ini berlaku selama 10 tahun di luar masa tenggang selama 45 bulan masa konstruksi proyek. Rencananya, fiinancial closing pendanaan itu akan dilakukan pada Semester II mendatang. Dengan begitu, perseroan sudah bisa memulai pembangunan konstruksi alias ground breaking proyek ini pada awal tahun 2016 mendatang. Targetnya, fase commissioning bisa dicapai pada pertengahan tahun 2019 mendatang. PTBA juga sudah meneken perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN untuk tenaga listrik yang dihasilkannya selama masa 25 tahun. "PLN juga sudah memberi jaminan pembangunan transmisi dari lokasi PLTU ke pulau Jawa akan rampung seiring dengan selesainya pembangunan PLTU ini," ujarnya, Jumat (27/3). Sebelumnya, PTBA dan HBAP juga sudah meneken perjanjian pasokan batubara (coal supply agreement) untuk kebutuhan PLTU Sumsel 8 sebesar 5,4 juta ton per tahun untuk masa 25 tahun. PTBA sendiri sudah mengalokasikan batubara sebanyak 150 juta ton dengan kalori 4.200 kcal/kg dari lokasi tambang PTBA di Banko Tengah Tanjung Enim. Joko bilang, seluruh kesepakatan ini menjadi bagian dari program transformasi bisnis PTBA dari sebelumnya sebagai produsen batubara menjadi perusahaan energi. Selain PLTU Sumsel 8, PTBA juga sudah menyelesaikan pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW Di Mulut Tambang di Lahat Sumatera Selatan. Pada Kuartal II ini, tenaga listrik yang dihasilkan bakal sudah tersambung dengan jaringan interkoneksi Sumatera bagian selatan milik PLN. Sedangkan PLTU Peranap 1.000-1.200 MW di Mulut Tambang Indragiri Hulu Riau hasil kerjasama PTBA, PLN dan Tenaga Behard dari Malaysia, saat ini memasuki tahap penyelesaian feasibility study. Emiten tambang milik pemerintah ini juga telah melakukan kerjasama untuk pembangunan PLTU Inalum 1.000-1.200 di Sumatera Utara, di samping beberapa proyek PLTU lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTBA dapat pinjaman US$ 1,2 miliar bangun PLTU
JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) akhirnya mengantongi pinjaman senilai US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 15,6 triliun. Dana itu dipakai untuk menggarap proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banko Tengah dengan kapasitas 2x620 mega watt (MW). Proyek yang disebut PLTU Sumsel 8 itu berlokasi di Mulut Tambang Tanjung Enim Sumatera Selatan. Pinjaman diperoleh melalui anak usahanya PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) dari The Export-Import Bank of China (CEXIM). PTBA dan CEXIM meneken perjanjian itu, Jumat (27/3) dalam rangkaian agenda Indonesia-China Economic Cooperation Forum. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, pinjaman tersebut memenuhi 75% kebutuhan nilai proyek Sumsel 8 yang mencapai US$ 1,59 miliar atau Rp 20,8 triliun. Sementara 25% sisanya atau sekitar US$ 400 juta akan didanai dari ekuitas HBAP. Informasi saja, PTBA mengempit 45% saham HBAP dan memiliki kewajiban pendanaan sebesar US$ 180 juta. Sedangkan sisanya merupakan kewajiban dari mitra PTBA, China Huadian Hongkong Co. Ltd. Perjanjian pinjaman untuk PLTU ini berlaku selama 10 tahun di luar masa tenggang selama 45 bulan masa konstruksi proyek. Rencananya, fiinancial closing pendanaan itu akan dilakukan pada Semester II mendatang. Dengan begitu, perseroan sudah bisa memulai pembangunan konstruksi alias ground breaking proyek ini pada awal tahun 2016 mendatang. Targetnya, fase commissioning bisa dicapai pada pertengahan tahun 2019 mendatang. PTBA juga sudah meneken perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN untuk tenaga listrik yang dihasilkannya selama masa 25 tahun. "PLN juga sudah memberi jaminan pembangunan transmisi dari lokasi PLTU ke pulau Jawa akan rampung seiring dengan selesainya pembangunan PLTU ini," ujarnya, Jumat (27/3). Sebelumnya, PTBA dan HBAP juga sudah meneken perjanjian pasokan batubara (coal supply agreement) untuk kebutuhan PLTU Sumsel 8 sebesar 5,4 juta ton per tahun untuk masa 25 tahun. PTBA sendiri sudah mengalokasikan batubara sebanyak 150 juta ton dengan kalori 4.200 kcal/kg dari lokasi tambang PTBA di Banko Tengah Tanjung Enim. Joko bilang, seluruh kesepakatan ini menjadi bagian dari program transformasi bisnis PTBA dari sebelumnya sebagai produsen batubara menjadi perusahaan energi. Selain PLTU Sumsel 8, PTBA juga sudah menyelesaikan pembangunan PLTU Banjarsari 2x110 MW Di Mulut Tambang di Lahat Sumatera Selatan. Pada Kuartal II ini, tenaga listrik yang dihasilkan bakal sudah tersambung dengan jaringan interkoneksi Sumatera bagian selatan milik PLN. Sedangkan PLTU Peranap 1.000-1.200 MW di Mulut Tambang Indragiri Hulu Riau hasil kerjasama PTBA, PLN dan Tenaga Behard dari Malaysia, saat ini memasuki tahap penyelesaian feasibility study. Emiten tambang milik pemerintah ini juga telah melakukan kerjasama untuk pembangunan PLTU Inalum 1.000-1.200 di Sumatera Utara, di samping beberapa proyek PLTU lainnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News