JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mencari partner lagi dalam menyelesaikan proyek rel kereta api di Bangko Tengah-Kualanamu sepanjang 308 kilometer. Maklum, proyek ini masih belum berjalan hingga saat ini.Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan perjanjian proyek patungan antara PTBA dengan PT Transpacific Railway dan China Railway dasn Grup Transpacific akan selesai April 2010. "Kalau belum jalan juga, lebih baik cari partner lain," katanya, Jumat (12/3)Mustafa mengungkapkan saat ini sudah ada satu perusahaan lain yang berminat untuk menjadi partner PTBA dalam pembangunan rel kereta api ini. "Dia sudah bertemu saya, perusahaannya dari luar negeri juga," imbuhnya. Sayang, Mustafa masih merahasiakan identitas perusahaan tersebut.Asal tahu saja, seperti pernah ditulis KONTAN, proyek rel kereta api ini masih belum berjalan. Ironisnya, proyek ini malah mengalami pembengkakan investasi hingga lebih dari US$ 1,08 miliar. Sebelumnya, proyek ini diprediksi hanya memakan dana US$ 1 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTBA Diminta Mencari Partner Proyek Kereta Api
JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk mencari partner lagi dalam menyelesaikan proyek rel kereta api di Bangko Tengah-Kualanamu sepanjang 308 kilometer. Maklum, proyek ini masih belum berjalan hingga saat ini.Menteri BUMN Mustafa Abubakar mengatakan perjanjian proyek patungan antara PTBA dengan PT Transpacific Railway dan China Railway dasn Grup Transpacific akan selesai April 2010. "Kalau belum jalan juga, lebih baik cari partner lain," katanya, Jumat (12/3)Mustafa mengungkapkan saat ini sudah ada satu perusahaan lain yang berminat untuk menjadi partner PTBA dalam pembangunan rel kereta api ini. "Dia sudah bertemu saya, perusahaannya dari luar negeri juga," imbuhnya. Sayang, Mustafa masih merahasiakan identitas perusahaan tersebut.Asal tahu saja, seperti pernah ditulis KONTAN, proyek rel kereta api ini masih belum berjalan. Ironisnya, proyek ini malah mengalami pembengkakan investasi hingga lebih dari US$ 1,08 miliar. Sebelumnya, proyek ini diprediksi hanya memakan dana US$ 1 miliar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News