JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) siap mengoperasikan satu lagi Pelabuhan di Tarahan, Kota Bandar Lampung dengan kemampuan sandar kapal lebih jumbo. Sebelumnya, PTBA hanya memiliki pelabuhan dengan daya angkut batubara berkapasitas mungil alias hanya 80.000-100.000 dead weight tonnage (dwt). Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono menyatakan, Indonesia kerap kalah bersaing dengan produsen dari Australia karena mereka memiliki pelabuhan yang mampu disinggahi kapal berkapasitas 200.000-210.000 dwt alias bobot mati kapal. "Semester I-2015 ini kami akan mulai operasikan pelabuhan di Tarahan berkapasitas 200.000-210.000 dwt," ungkap dia, ke KONTAN, akhir pekan lalu. Dia menyatakan, jika menggunakan kapal lebih besar maka ongkos transportasi akan lebih murah otomatis harga batubara bisa lebih premium.Selain itu keuntungannya adalah, dengan memiliki pelabuhan besar, maka banyak pembeli dari Eropa akan berdatangan. "Sekarang kami hanya sebatas dari Asia. paling jauh Jepang dan Taiwan menjual batubara," ujar dia. Asal tahu saja, saat ini tata niaga batubara masih memakai sistem Free On Board (FoB).
PTBA : Kapal jumbo kini bisa sandar di Tarahan
JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) siap mengoperasikan satu lagi Pelabuhan di Tarahan, Kota Bandar Lampung dengan kemampuan sandar kapal lebih jumbo. Sebelumnya, PTBA hanya memiliki pelabuhan dengan daya angkut batubara berkapasitas mungil alias hanya 80.000-100.000 dead weight tonnage (dwt). Sekretaris Perusahaan PTBA Joko Pramono menyatakan, Indonesia kerap kalah bersaing dengan produsen dari Australia karena mereka memiliki pelabuhan yang mampu disinggahi kapal berkapasitas 200.000-210.000 dwt alias bobot mati kapal. "Semester I-2015 ini kami akan mulai operasikan pelabuhan di Tarahan berkapasitas 200.000-210.000 dwt," ungkap dia, ke KONTAN, akhir pekan lalu. Dia menyatakan, jika menggunakan kapal lebih besar maka ongkos transportasi akan lebih murah otomatis harga batubara bisa lebih premium.Selain itu keuntungannya adalah, dengan memiliki pelabuhan besar, maka banyak pembeli dari Eropa akan berdatangan. "Sekarang kami hanya sebatas dari Asia. paling jauh Jepang dan Taiwan menjual batubara," ujar dia. Asal tahu saja, saat ini tata niaga batubara masih memakai sistem Free On Board (FoB).