JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mulai menuai hasil dari strategi ekspansi yang dilakukannya. Mulai 2014 ini, PTBA sudah bisa mengoperasikan pelabuhan batubara di Lampung dan Tarahan dengan kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, kapasitas pengangkutan batubara di pelabuhan Lampung naik menjadi 22 juta ton mulai tahun ini. Sebelumnya, pelabuhan tersebut hanya bisa melayani pengangkutan batubara sebanyak 13 juta ton per tahun. Tak hanya itu, ekspansi tersebut juga membawa dampak positif lain. Kedua pelabuhan tersebut kini bisa menampung kapal batubara dengan bobot yang lebih besar, yaitu 150.000 dead weight ton (DWT). Sebelumnya, hanya kapal berbobot 80.000 DWT yang bisa bersandar di dua pelabuhan tersebut. "Ini meningkatkan nilai tambah kami terutama dalam bersaing dengan produsen batubara Australia," ungkap Joko kepada KONTAN, Selasa (7/1). Kemampuan pelabuhan PTBA menampung kapal batubara dengan bobot lebih besar memang akan memangkas biaya angkut. Jika menggunakan kapal kecil, biaya angkut di pelabuhan (freight on board) batubara mencapai US$ 14-US$ 15 per ton. Nah, biaya angkut bisa turun menjadi US$ 11-US$ 12 per ton FOB jika menggunakan kapal lebih besar. Daya saing seperti ini diperlukan lantaran produsen di Australia rata-rata memang sudah memiliki pelabuhan batubara berkapasitas besar. "Kini, daya saing kami semakin bagus, apalagi dari sisi geografis, Indonesia lebih dekat untuk menjangkau pasar China dan asia lainnya," jelas Joko. Di 2014, PTBA menargetkan bisa menjual batubara sekitar 25 juta ton, naik 21,36% dari tahun ini yang diperkirakan mencapai 20,6 juta ton. Pasar tujuan ekspor PTBA di tahun ini tetap sama, yaitu Taiwan, China dan India. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTBA kian pede bersaing dengan eksportir Australia
JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mulai menuai hasil dari strategi ekspansi yang dilakukannya. Mulai 2014 ini, PTBA sudah bisa mengoperasikan pelabuhan batubara di Lampung dan Tarahan dengan kapasitas yang lebih besar dari sebelumnya. Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, kapasitas pengangkutan batubara di pelabuhan Lampung naik menjadi 22 juta ton mulai tahun ini. Sebelumnya, pelabuhan tersebut hanya bisa melayani pengangkutan batubara sebanyak 13 juta ton per tahun. Tak hanya itu, ekspansi tersebut juga membawa dampak positif lain. Kedua pelabuhan tersebut kini bisa menampung kapal batubara dengan bobot yang lebih besar, yaitu 150.000 dead weight ton (DWT). Sebelumnya, hanya kapal berbobot 80.000 DWT yang bisa bersandar di dua pelabuhan tersebut. "Ini meningkatkan nilai tambah kami terutama dalam bersaing dengan produsen batubara Australia," ungkap Joko kepada KONTAN, Selasa (7/1). Kemampuan pelabuhan PTBA menampung kapal batubara dengan bobot lebih besar memang akan memangkas biaya angkut. Jika menggunakan kapal kecil, biaya angkut di pelabuhan (freight on board) batubara mencapai US$ 14-US$ 15 per ton. Nah, biaya angkut bisa turun menjadi US$ 11-US$ 12 per ton FOB jika menggunakan kapal lebih besar. Daya saing seperti ini diperlukan lantaran produsen di Australia rata-rata memang sudah memiliki pelabuhan batubara berkapasitas besar. "Kini, daya saing kami semakin bagus, apalagi dari sisi geografis, Indonesia lebih dekat untuk menjangkau pasar China dan asia lainnya," jelas Joko. Di 2014, PTBA menargetkan bisa menjual batubara sekitar 25 juta ton, naik 21,36% dari tahun ini yang diperkirakan mencapai 20,6 juta ton. Pasar tujuan ekspor PTBA di tahun ini tetap sama, yaitu Taiwan, China dan India. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News