PTBA menjual listrik 10 MW kepada PLN



JAKARTA. PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) mulai mengkomersialkan salah satu bisnis sampingannya, yaitu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Emiten batubara plat merah ini telah mengikat perjanjian jual beli daya listrik dengan PT PLN (Persero).Dalam kesepakatan itu, PTBA akan menjual kelebihan daya listrik (excess power) sebesar 4-10 megawatt (MW) dari PLTU Pelabuhan Tarahan kepada PLN. Tarif jual beli listrik yang disepakati kedua belah pihak adalah Rp 787,2 per kilowatt per jam (kWh). Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA mengatakan, kesepakatan ini merupakan titik balik dalam bisnis perusahaan. Sebelum membangun PLTU Tarahan yang berkapasitas 2x8 MW, PTBA mesti membeli listrik sebanyak 6-8 MW kepada PLN.Listrik tersebut digunakan untuk keperluan operasional Pelabuhan Tarahan, Bandar Lampung. "Karena pasokan listrik dari PLTU Tarahan berlebih, kami bisa menjualnya ke PLN untuk menutupi kebutuhan listrik masyarakat di Lampung," kata Joko, Kamis (19/12). Jual-beli listrik dengan PLN bukan yang pertama kali dilakukan PTBA. Pada Juni tahun lalu, PTBA juga sudah sepakat untuk menjual kelebihan listrik sebanyak 6 MW dari PLTU Tanjung Enim kepada PLN. Tarif listrik perjanjian tersebut pun sama, yakni Rp 787,2 per kWh. PTBA bisa meraih kelebih listrik lantaran kapasitas PLTU Tanjung Enim cukup besar, yaitu 3X10 MW. Di sisi lain, kebutuhan listrik tambang batubara PTBA di sana sebesar 24 MW. Joko bilang, transaksi jual-beli ini menjadi awal dari strategi PTBA untuk memacu kontribusi dari bisnis PLTU. Saat ini, kontribusi bisnis PLTU memang belum besar, yakni masih di bawah 10% dari total pendapatan PTBA. Namun, kontribusi itu diyakini bakal meningkat secara konsisten di tahun-tahun berikutnya. Pasalnya, PTBA lumayan gencar membangun PLTU di beberapa daerah. Selain di Tarahan dan Tanjung Enim, PTBA juga sedang membangun PLTU di Banjarsari dan Muara Enim.PLTU Banjarsari direncanakan memiliki kapasitas 2 X 110 MW dengan investasi total Rp 2,7 triliun. "Kami menargetkan PLTU Banjarsari beroperasi secara komersial pada akhir tahun depan," ungkap Joko. Kapasitas PLTU Muara Enim lebih besar dari Banjarsari, yaitu 2 X 620 MW. PTBA mesti mengucurkan dana investasi hingga US$ 1,49 miliar untuk merampungkan pembangunan PLTU Muara Enim.Dana tersebut tidak ditutupi PTBA seluruhnya. PTBA menggandeng China Huadian Hong Kong Company Limited untuk menggarap PLTU Muara Enim. Mereka membentuk perusahaan patungan yang khusus menggarap PLTU Muara Enim, yaitu PT Huadian Bukit Asam Power.PLTU Muara Enim ditargetkan beroperasi komersial pada akhir 2017 atau tahun 2018. Pada Kamis (19/12), harga PTBA ditutup turun 1,33% menjadi Rp 11.100 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo