PTBA mulai konstruksi rel semester I-2014



JAKARTA. Setelah lama tertunda, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mulai konstruksi proyek rel ketera api PT Bukit Asam Transpacific Railways (BATR). Joko Pramono, Sekretaris Perusahaan PTBA menyatakan, konstruksi proyek rel kereta api sepanjang 280 kilometer (km) pada semester I 2014.

Lebih lama dari rencana konstruksi awal Juli 2013. Untuk memenuhi target baru tersebut, PTBA memacu proses restrukturisasi konsesi tambang PT Bukit Asam Bangko (BAB) yang merupakan bagian proyek BATR.

"Kami optimis restrukturisasi BAB selesai di akhir 2013, sehingga kami bisa memulai konstruksi di semester I tahun depan," terang Joko kepada KONTAN, Selasa (24/9). Restrukturisasi ini guna menyesuaikan dengan beleid pemerintah. Selama ini, Bukit Asam Bangko mendapatkan mandat mengurus konsesi pertambangan batubara di Bangko, Sumatera Selatan (Sumsel).


Pemilik langsung konsesi ini adalah PTBA. Masalahnya, skema ini terganjal Undang-undang No 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Aturan itu mengharuskan pihak yang melakukan usaha adalah pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP) bersangkutan. Tahun lalu, pemerintah merevisi Peraturan Pemerintah (PP) 24/2012 tentang Izin Usaha Pertambangan (IUP), sehingga PTBA harus mengalihkan kepemilikan IUP di Bangko ke Bukit Asam Bangko.

Pemilik saham BAB tidak hanya PTBA tapi juga PT Transpacific Railway Infrastructure, anak usaha Grup Rajawali dan perusahaan asal China, China Railway Group Limited. Joko bilang, skema restrukturisasi sejatinya masih dikaji oleh semua pihak.

Kemungkinan, Grup Rajawali akan melepas saham di BAB terlebih dahulu. Selanjutnya, PTBA akan mengalihkan kepemilikan tambang di Bangko ke BAB. Selanjutnya tahap valuasi saham BAB setelah konsesi tambang di Bangko secara langsung.

"Jika valuasi sudah disepakati, pihak lain (Grup Rajawali dan China Railways) akan masuk lagi dengan jalan akuisisi saham BAB," ungkap Joko. Total investasi BATR US$ 1,8 miliar. Dananya dari ekuitas dan pinjaman eksternal. PTBA bakal mencari pinjaman baru US$ 1,35 miliar-US$ 1,44 miliar. Selasa (24/9). harga PTBA turun 5,71% ke Rp 13.200

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana