KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komitmen China untuk menyetop pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di luar negeri tidak membuat PT Bukit Asam Tbk (PTBA) khawatir akan kelangsungan pendanaan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel-8. Sekretaris Perusahaan PTBA, Apollonius Andwie mengatakan, rencana operasi komersial dari PLTU yang merupakan bagian dari proyek listrik 35.000 megawatt (MW) itu ditargetkan pada kuartal pertama tahun depan. “Progres pembangunan PLTU Sumsel 8 telah mencapai 90% dan siap beroperasi di kuartal I 2022,” kata Apollonius kepada Kontan.co.id, Kamis (30/9). Dalam catatan Kontan.co.id, proyek PLTU berkapasitas 2x620 megawatt (MW) ini memiliki nilai investasi senilai US$ 1,68 miliar. Kalau sudah beroperasi komersial nanti, PLTU ini diperkirakan bisa menyerap hasil produksi batubara PTBA sekitar 5,4 juta ton per tahun.
Baca Juga: Harga batubara masih membara, begini rekomendasi saham PTBA PTBA tidak sendirian dalam menggarap PLTU yang merupakan bagian dari proyek listrik 35.000 megawatt (MW) ini. Bersama sebuah perusahaan China, yaitu Huadian Hongkong Company Ltd, keduanya membentuk perusahaan konsorsium bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) untuk menggarap proyek ini. Belakangan, kelangsungan proyek-proyek PLTU China di luar negeri menjadi sorotan menyusul pernyataan Presiden China, Xi Jinping di Sidang Umum PBB.
PTBA Chart by TradingView