PTBA raih fasilitas utang Rp 12 triliun



JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) siap menggarap proyek besar di tahun depan. Perusahaan batubara ini memang tengah getol mendorong diversifikasi bisnis terutama di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Tahun depan, PTBA menyiapkan diri untuk menggarap proyek PLTU Mulut Tambang di Banko Tengah, Muara Enim, Sumatera Selatan.

Nilai investasi proyek berkapasitas 2x620 mega watt (MW) itu sebesar US$ 1,59 miliar atau sekitar Rp 18,11 triliun jika dikonversi dengan kurs saat ini Rp 11.389 per dolar Amerika Serikat (AS). Untuk menggarap proyek besar itu, PTBA bakal mendapatkan pinjaman dari perbankan China sebesar Rp 12 triliun. Sementara sisa pendanaan dari kas internal.

Direktur Utama PTBA, Milawarma mengatakan, saat ini PTBA tengah membicarakan ketentuan (term and condition) struktur utang tersebut dengan pihak perbankan. PTBA berharap, pada awal tahun depan, perjanjian utang itu sudah bisa ditandatangani. "Kami akan mulai menggarapnya tahun depan karena sudah dapat pinjaman bank untuk itu," kata dia kepada KONTAN, belum lama ini.


Dalam proyek ini, PTBA bekerja sama dengan China Huadian Hong Kong Company Limited. Di proyek itu, PTBA menguasai 45% saham dan sisanya dimiliki Huadian. Pada tahun 2012, kedua perusahaan itu membentuk perusahaan joint venture bernama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP). Kesepakatan jual beli listrik sudah ditandatangani pada September tahun lalu. 

Financial closing untuk proyek itu akan dilakukan pada kuartal I 2014 sekaligus dimulainya pembangunan konstruksi. Harapannya, pada 2017, proyek itu sudah bisa beroperasi. Milawarma bilang, proyek tersebut membutuhkan konsumsi batubara sebesar 5,4 juta ton per tahun.

Selain proyek PLTU 2x620 MW ini, PTBA juga tengah menggarap beberapa proyek lain. PTBA bersama PT PLN dan Tenaga National Berhad dari Malaysia telah menandatangani joint development agreement (JDA) untuk mengembangkan PLTU dengan kapasitas 800 MW-1.200 MW di mulut tambang wilayah Peranap, Indragiri Hulu, Riau. Nilai investasi proyek ini US$ 1,8 miliar. Saat ini, proyek itu memasuki tahap pengadaan konsultan untuk studi kelayakan dan akan mulai beroperasi di tahun 2018.

Belanja modal PTBA

Dalam menyiapkan berbagai proyek tersebut, PTBA akan menambah alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan menjadi sebesar Rp 3 triliun hingga Rp 4 triliun. Jumlah belanja modal itu naik hampir dua kali lipat dari tahun ini yang diperkirakan terserap Rp 2,2 triliun. Hingga kuartal III tahun ini, perusahaan pelat merah ini sudah menyerap belanja modal sebesar Rp 1,21 triliun.

Milawarma mengatakan, sebagian besar belanja modal itu untuk membeli peralatan baru di proyek pertambangan. Belanja modal itu juga untuk memenuhi kebutuhan beberapa proyek yang masih dalam proses. Misalnya, peningkatan infrastruktur produksi di Pelabuhan Tarahan.

Adapun proyek PLTU PTBA yang siap beroperasi adalah PLTU 2x110 MW di Banjarsari, Lahat. Proyek itu bakal beroperasi pada semester II 2014. Secara keseluruhan, kapasitas PLTU PTBA mencapai 1.500 MW.

Arandi Nugraha, analis Batavia Prosperindo Sekuritas mengatakan, proyek pembangkit listrik PTBA akan memberi angin segar bagi kinerja PTBA ke depannya. Sebab, harga batubara diprediksi masih akan stagnan.

Menurut Arandi, PTBA memiliki struktur keuangan sehat dengan kas lumayan besar, sehingga, kinerja PTBA masih aman meski kerap mendanai proyek-proyek dari pinjaman perbankan. Harga PTBA naik 4,31% menjadi Rp 12.100, Kamis (7/11). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana