JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengaku siap melakukan ekspansi tambang batubara ke Myanmar. Direktur Utama PTBA Milawarman mengungkapkan, saat ini proses ekspansi itu masih dalam proses uji kelayakan atau feasibility study, sebagaimana yang disyaratkan oleh pemerintah Myanmar. Milawarman merinci, PTBA memiliki tiga tujuan pengembangan bisnis ke Myanmar. Pertama, PTBA berencana menyuplai batubara ke Myanmar. Kedua, mengembangkan tambang batubara. Ketiga, membangun pembangkit listrik tenaga uap. "Ekspansi ke Myanmar itu juga sesuai dengan rencana Kementerian BUMN. Kami siap untuk pengembangan ke Myanmar," ujar Milawarma di Jakarta, Kamis (25/4).Dia juga menyebutkan, PTBA telah mengirimkan pemberitahuan rencana ekspansi ke Kementerian BUMN dan pemerintah Myanmar. Perseroan saat ini juga sedang melakukan kajian untuk rencana ekspansi di Myanmar. Dalam ekspansi bisnis ini, pemerintah Myanmar mengusulkan PTBA untuk bekerjasama atau menggandeng perusahaan lokal negara tersebut. Namun, Milawarman belum menjelaskan secara rinci terkait kajian ekspansi ke Myanmar. Ia hanya berharap rencana perseroan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu, dia ingin agar PTBA segera menyelesaikan feasibility study secepatnya di Myanmar. "Mudah-mudahan berjalan sesuai rencana sehingga dapat mengembangkan pasar ekspor, pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta meningkatkan pasokan batubara," katanya.Lebih lanjut Milawarman mengatakan bahwa pihaknya belum menyiapkan dana khusus terkait dengan ekspansi investasi di Myanmar. Karena, menurut Milawarman, besaran dana investasi untuk ekspansi ke Myanmar itu akan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil feasibility study yang akan diperoleh. Ia menambahkan, Myanmar merupakan negara berkembang yang memiliki deposit batu bara cukup besar. Jika ekspansi itu terjadi, perseroan mengharapkan dapat memasok batubara ke negara tetangga Asia Tenggara karena jaraknya lebih dekat sehingga dari segi biaya transportasi lebih efisien.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTBA siap ekspansi ke Myanmar
JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengaku siap melakukan ekspansi tambang batubara ke Myanmar. Direktur Utama PTBA Milawarman mengungkapkan, saat ini proses ekspansi itu masih dalam proses uji kelayakan atau feasibility study, sebagaimana yang disyaratkan oleh pemerintah Myanmar. Milawarman merinci, PTBA memiliki tiga tujuan pengembangan bisnis ke Myanmar. Pertama, PTBA berencana menyuplai batubara ke Myanmar. Kedua, mengembangkan tambang batubara. Ketiga, membangun pembangkit listrik tenaga uap. "Ekspansi ke Myanmar itu juga sesuai dengan rencana Kementerian BUMN. Kami siap untuk pengembangan ke Myanmar," ujar Milawarma di Jakarta, Kamis (25/4).Dia juga menyebutkan, PTBA telah mengirimkan pemberitahuan rencana ekspansi ke Kementerian BUMN dan pemerintah Myanmar. Perseroan saat ini juga sedang melakukan kajian untuk rencana ekspansi di Myanmar. Dalam ekspansi bisnis ini, pemerintah Myanmar mengusulkan PTBA untuk bekerjasama atau menggandeng perusahaan lokal negara tersebut. Namun, Milawarman belum menjelaskan secara rinci terkait kajian ekspansi ke Myanmar. Ia hanya berharap rencana perseroan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu, dia ingin agar PTBA segera menyelesaikan feasibility study secepatnya di Myanmar. "Mudah-mudahan berjalan sesuai rencana sehingga dapat mengembangkan pasar ekspor, pengembangan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) serta meningkatkan pasokan batubara," katanya.Lebih lanjut Milawarman mengatakan bahwa pihaknya belum menyiapkan dana khusus terkait dengan ekspansi investasi di Myanmar. Karena, menurut Milawarman, besaran dana investasi untuk ekspansi ke Myanmar itu akan disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan hasil feasibility study yang akan diperoleh. Ia menambahkan, Myanmar merupakan negara berkembang yang memiliki deposit batu bara cukup besar. Jika ekspansi itu terjadi, perseroan mengharapkan dapat memasok batubara ke negara tetangga Asia Tenggara karena jaraknya lebih dekat sehingga dari segi biaya transportasi lebih efisien.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News