PTBA siap masuk bisnis gasifikasi batubara



JAKARTA. PT Bukit Asam (Tbk) (PTBA) siap melakukan ekspansi bisnis dengan merambah proyek gasifikasi batubara. Untuk itu, PTBA bersama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah berkunjung ke China guna mencari lisensor pemegang teknologi gasifikasi batubara.

Sekretaris Perusahaan PTBA, Joko Pramono menyatakan saat ini pihaknya tengah melakukan studi agar pengembangan gasifikasi batubara bisa sesuai target.

Nantinya, jika gasifikasi batubara sudah rampung, hasilnya akan dikerjasamakan dengan perusahaan-perusahaan pupuk. "Kita masih lakukan studi bersama dengan Kementerian ESDM, ini sesuai dengan ekspansi bisnis kita ke depannya," urai Joko kepada KONTAN, Senin (26/10).


Beberapa minggu lalu, kata Joko, pihaknya bersama dengan Kementerian ESDM berkunjung ke China mencari lisensor yang teknologinya bakal dipakai buat mengembangkan gasifikasi batubara di Indonesia. Pasalnya di China sudah banyak perusahaan mengembangkan gasifikasi batubara ini.

Karena masih dalam penjajakan, Joko belum bisa memberitahukan siapa lisensor China tersebut. "Kita juga belajar bagaimana cara komersialisasi gasifikasi batubara disana, saat ini kita sudah ada Siemen sebagai lisensor utama. Namun kita cari perbandingan yang lainnya," ucapnya.

Lebih lanjut Joko menambahkan, lokasi utama yang bakal dieksplorasi untuk memproduksi gasifikasi batubara adalah Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Namun sayangnya Joko masih enggan menyebut berapa nilai investasi yang dikeluarkan untuk mengembangkan gasifikasi batubara tersebut.

"Untuk angka kita belum bisa sebutkan karena masih dalam studi. Kita proyeksikan gasifikasi batubara ini bisa selesai tahun 2019," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Adhi Wibowo menuturkan pihaknya memang mendorong PTBA untuk mengembangkan gasifikasi batubara. Makanya kunjungan ke China beberapa waktu lalu dikhususkan untuk melihat pengembangan teknologinya.

"Kan PTBA mau beralih tidak hanya tambang tapi energi. Tentu dia mikir nilai tambah juga. Dia mikir gasifikasi dan ada dua teknologi yang mau diliat. Teknologi dari Siemens sama dari China. Setelah itu akan dibandigkan mana yang lebih baik," urainya di Kantor Dirjen Minerba, Senin (26/10).

Nantinya, kata Adhi akan dibuat beleid baru soal gasifikasi batubara tersebut. Gasifikasi batubara ini akan dimasukkan sebagai nilai tambang di bidang mineral dan batubara. "Sekarang belum jelas, supaya ada satu kalimat yang diatur di Peraturan Menteri (Permen)," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri