JAKARTA. PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI tergiur untuk ikut menawarkan jasa perawatan pesawat Boeing 737NG, Airbus A319 dan A320 yang dioperasikan PT Garuda Indonesia (Persero), PT Indonesia AirAsia (IAA) dan PT Mandala Airlines.Kepala Departemen Rekayasa PTDI Sri Jaka Heri Kusnanta menjelaskan, perseroan sudah mulai menjual jasa perawatan diluar pesawat buatan PTDI sejak 2.000 lalu."Kami mulai merawat Boeing 737 seri klasik sejak 10 tahun lalu. Lalu mulai tahun ini kami akan mengembangkan kemampuan untuk merawat Boeing 737NG, Airbus A319-A320 dan Sukhoi SSJ100," kata Sri Jaka, Jum'at (12/11).PTDI menurutnya saat ini tengah berupaya mendapatkan sertifikat rating untuk empat jenis pesawat tersebut. Untuk Sukhoi SSJ100, PTDI memang sudah mendapatkan jaminan kontrak dari PT Kartika Airlines untuk merawat 30 unit pesawat itu mulai 2012. Sementara, untuk Boeing 737NG, A320 dan A319 akan coba ditawarkan ke maskapai nasional yang banyak menggunakan pesawat tersebut."Untuk A319 dan A320, kami sedang berbicara dengan beberapa maskapai. Diantaranya Mandala dan IAA yang menggunakan pesawat tersebut. Sementara 737NG dengan Garuda Indonesia. Saat ini kami sudah mampu melakukan minor repair atas pesawat jenis itu. Namun untuk mendapatkan sertifikat rating perlu waktu. Karena pihak maskapai dan otoritas yang terkait perlu melakukan audit atas fasilitas dan infrastruktur yang kami miliki," kata Eddy Gunawan, Vice President Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) PTDI.Sekedar catatan, saat ini PTDI mempunyai kemampuan untuk merawat pesawat buatan sendiri yaitu CN 235, C212, dan BO 105. Sementara pesawat pabrikan lain yang sudah mampu dirawatnya adalah helikopter Bell 412. Boeing 737-200, 300, 400, dan 500.Kemarin, IAA meneken kontrak perawatan seluruh A320 yang dioperasikannya kepada PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF). Kontrak senilai US$ 5 juta tersebut untuk pekerjaan C-Check berdurasi 3 tahun.Menanggapi minat PTDI untuk menawarkan jasa perawatan pesawat ke IAA dan Mandala, Direktur Utama GMF Richard Budihadianto mengaku tidak khawatir atas persaingan yang bakal terjadi."Tidak masalah kalau PTDI mau masuk, karena pasar perawatan pesawat di Indonesia ini sangat besar termasuk untuk A320 nantinya. Yang penting, PTDI harus memiliki sertifikat rating A320 yang diterbitkan oleh European Aviation Safety Agency (EASA). Serta mengikuti panduan perawatan A320 yang dikeluarkan Airbus," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTDI bidik perawatan Airbus Mandala dan AirAsia
JAKARTA. PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI tergiur untuk ikut menawarkan jasa perawatan pesawat Boeing 737NG, Airbus A319 dan A320 yang dioperasikan PT Garuda Indonesia (Persero), PT Indonesia AirAsia (IAA) dan PT Mandala Airlines.Kepala Departemen Rekayasa PTDI Sri Jaka Heri Kusnanta menjelaskan, perseroan sudah mulai menjual jasa perawatan diluar pesawat buatan PTDI sejak 2.000 lalu."Kami mulai merawat Boeing 737 seri klasik sejak 10 tahun lalu. Lalu mulai tahun ini kami akan mengembangkan kemampuan untuk merawat Boeing 737NG, Airbus A319-A320 dan Sukhoi SSJ100," kata Sri Jaka, Jum'at (12/11).PTDI menurutnya saat ini tengah berupaya mendapatkan sertifikat rating untuk empat jenis pesawat tersebut. Untuk Sukhoi SSJ100, PTDI memang sudah mendapatkan jaminan kontrak dari PT Kartika Airlines untuk merawat 30 unit pesawat itu mulai 2012. Sementara, untuk Boeing 737NG, A320 dan A319 akan coba ditawarkan ke maskapai nasional yang banyak menggunakan pesawat tersebut."Untuk A319 dan A320, kami sedang berbicara dengan beberapa maskapai. Diantaranya Mandala dan IAA yang menggunakan pesawat tersebut. Sementara 737NG dengan Garuda Indonesia. Saat ini kami sudah mampu melakukan minor repair atas pesawat jenis itu. Namun untuk mendapatkan sertifikat rating perlu waktu. Karena pihak maskapai dan otoritas yang terkait perlu melakukan audit atas fasilitas dan infrastruktur yang kami miliki," kata Eddy Gunawan, Vice President Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) PTDI.Sekedar catatan, saat ini PTDI mempunyai kemampuan untuk merawat pesawat buatan sendiri yaitu CN 235, C212, dan BO 105. Sementara pesawat pabrikan lain yang sudah mampu dirawatnya adalah helikopter Bell 412. Boeing 737-200, 300, 400, dan 500.Kemarin, IAA meneken kontrak perawatan seluruh A320 yang dioperasikannya kepada PT Garuda Maintenance Facilities AeroAsia (GMF). Kontrak senilai US$ 5 juta tersebut untuk pekerjaan C-Check berdurasi 3 tahun.Menanggapi minat PTDI untuk menawarkan jasa perawatan pesawat ke IAA dan Mandala, Direktur Utama GMF Richard Budihadianto mengaku tidak khawatir atas persaingan yang bakal terjadi."Tidak masalah kalau PTDI mau masuk, karena pasar perawatan pesawat di Indonesia ini sangat besar termasuk untuk A320 nantinya. Yang penting, PTDI harus memiliki sertifikat rating A320 yang diterbitkan oleh European Aviation Safety Agency (EASA). Serta mengikuti panduan perawatan A320 yang dikeluarkan Airbus," jelasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News