JAKARTA. Di tengah kondisi terpuruk, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggarap lebih dari 40 pesanan perakitan pesawat dan helikopter untuk menyehatkan kondisi perusahaan yang pernah berjaya pada tahun 1980-an itu. Diam-diam PTDI juga menyiapkan pesawat transpor, N-219, yang diharapkan dapat mengisi kebutuhan pasar dunia akan pesawat angkut sejenis. Sonny Saleh Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam seminar tentang penyediaan persenjataan TNI AL dan industri dalam negeri, akhir Desember 2012, di Jakarta, menceritakan, pesawat N-219 adalah pesawat jenis short take-off and landing yang dapat beroperasi di landasan pendek, seperti di kawasan timur Indonesia. Pesawat itu punya jarak jelajah sekitar 1.000 kilometer dengan kecepatan 150 knot yang cocok melayani rute perintis. ”Rencana ini strategis sekali. N-219 berukuran lebih kecil dari CASA 212-200 dengan daya angkut 19 penumpang. Ukurannya lebih kurang seperti Twin Otter yang di dunia akan segera berakhir masa operasinya dan juga berpotensi mengisi pasar yang dikuasai Cessna Caravan. N-219 sudah lolos uji tes terowongan angin (wind tunnel),” kata Sonny optimistis.
PTDI Garap pesawat transpor ukuran kecil
JAKARTA. Di tengah kondisi terpuruk, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menggarap lebih dari 40 pesanan perakitan pesawat dan helikopter untuk menyehatkan kondisi perusahaan yang pernah berjaya pada tahun 1980-an itu. Diam-diam PTDI juga menyiapkan pesawat transpor, N-219, yang diharapkan dapat mengisi kebutuhan pasar dunia akan pesawat angkut sejenis. Sonny Saleh Ibrahim dari Humas PT Dirgantara Indonesia (PTDI) dalam seminar tentang penyediaan persenjataan TNI AL dan industri dalam negeri, akhir Desember 2012, di Jakarta, menceritakan, pesawat N-219 adalah pesawat jenis short take-off and landing yang dapat beroperasi di landasan pendek, seperti di kawasan timur Indonesia. Pesawat itu punya jarak jelajah sekitar 1.000 kilometer dengan kecepatan 150 knot yang cocok melayani rute perintis. ”Rencana ini strategis sekali. N-219 berukuran lebih kecil dari CASA 212-200 dengan daya angkut 19 penumpang. Ukurannya lebih kurang seperti Twin Otter yang di dunia akan segera berakhir masa operasinya dan juga berpotensi mengisi pasar yang dikuasai Cessna Caravan. N-219 sudah lolos uji tes terowongan angin (wind tunnel),” kata Sonny optimistis.