PTM terbatas tak masalah asal protokol kesehatan ketat



KONTAN.CO.ID - ​JAKARTA. Keputusan pemerintah untuk mengadakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas mulai menimbulkan pro-kontra. Baru-baru ini, sejumlah sekolah melaporkan beberapa siswanya terjangkit positif Covid-19 sehingga terjadi kluster sekolah.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencatat per 20 September 2021 di 46.500 sekolah, terdapat 2,8% atau 1.296 sekolah yang melaporkan kluster Covid-19.

Sementara survei Kemendikbudristek di DKI Jakarta menemukan ada 25 klaster Covid-19 yang berasal dari PTM terbatas. Disebutkan, total pendidik dan tenaga kependidikan yang positif Covid-19 mencapai 227 orang. Sedangkan peserta didik yang terpapar positif berjumlah 241 orang.


Baca Juga: Jokowi: Pelajar yang sudah divaksin Covid-19 bisa kembali lakukan PTM

Kristianty Nurmasari (31) mengaku cukup khawatir dengan keadaan yang terjadi belakangan ini, mengingat anaknya juga sudah mengikuti PTM terbatas di sekolahnya. Walau begitu, menurutnya, ketimbang menghilangkan PTM terbatas, lebih baik pihak sekolah dan dinas terkait lebih memperketat mengenai pemberlakuan protokol kesehatan di masing-masing sekolah.

Pasalnya, kegiatan PTM terbatas bisa membantu kegiatan belajar anaknya jauh lebih efektif dan maksimal ketimbang harus belajar secara daring. Apalagi, anaknya yang masih berada di bangku Sekolah Dasar (SD) amat perlu melakukan sosialisasi dengan teman dan gurunya untuk tumbuh kembangnya.

“Jadi yang terpenting protokol kesehatannya harus ketat, untungnya di sekolah anak saya, penerapannya sudah sangat bagus dan ketat,” kata Kristianty kepada Kontan.co.id, Kamis (23/9).

Baca Juga: UPDATE Corona di Jakarta Kamis (23/9) positif 165, sembuh 265, meninggal 2

Dia menjelaskan, seluruh staf di sekolah sudah melaksanakan vaksinasi dan mengatur sistem pembelajaran agar sesuai dengan kondisi saat ini. Mulai dari membagi kelompok ajar ke dalam dua sesi, satu kelas yang diisi hanya setengahnya dengan pengaturan jarak, lalu penggunaan masker yang tidak boleh dilepas kecuali untuk makan dan minum.

Tak hanya itu, di sekolah anaknya, para murid juga tidak diperkenankan untuk bermain di lapangan atau koridor. Kristianty juga selalu mengingatkan anaknya untuk tidak bersentuhan dengan temannya, membawa alat makan sendiri, serta selalu menggunakan masker dan rajin mencuci tangan.

“Sejauh ini, protokol kesehatan selama PTM tebatas di sekolah udah oke. Kegiatan belajar bisa lebih efektif, anak pun jadi jauh lebih senang karena bisa kembali sekolah dan bertemu temannya,” tutup Kristianty

Baca Juga: Dukung pembelajaran tatap muka asal taat protokol kesehatan

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Kamis (23/9) ada tambahan 2.881 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.201.559 kasus positif Corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 4.386 orang sehingga menjadi sebanyak 4.012.448 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus Corona di Indonesia bertambah 160 orang menjadi sebanyak 141.114 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 47.997 kasus. Jumlah ini turun 1.665 kasus dari sehari sebelumnya.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: Sekolah tatap muka harus disertai jaring pengamanan dan memperkuat 3T

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati