PTPN harus menggenjot produksi kebun



JAKARTA. Harga berbagai komoditas perkebunan yang meningkat tajam sejak tahun 2010 merupakan peluang bagi perusahaan-perusahaan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Oleh karena itu, pemerintah ingin mendorong perusahaan-perusahaan perkebunan menggenjot produksi.

"Kami mengharapkan produksi karet, CPO, dan gula tahun ini lebih baik dari tahun lalu," kata Megananda Daryono, Deputi Industri Primer Kementerian BUMN kepada KONTAN, Jumat (28/1). Dengan harga yang meningkat tajam tersebut, kata Megananda, PTPN mestinya bisa meningkatkan pendapatan dan laba mereka.

Karena itu, tahun ini pemerintah mematok target produksi gula BUMN perkebunan menjadi 1,7 juta ton, meningkat 26,7% dari tahun lalu yang hanya mencapai 1,3 juta ton. Terhadap BUMN kelapa sawit, Kementerian BUMN mematok target produksi minyak sawit tahun ini menjadi 3,1 juta ton, naik 9,7% dari 2,8 juta ton, tahun lalu.


Dengan peningkatan produksi ini, Kementerian BUMN mengharapkan laba bersih tahun ini bisa mencapai Rp 3,51 triliun. Angka target ini naik 28,1% dari laba bersih 2010 sebesar Rp 2,74 triliun.

Selain menggantungkan harapan pada harga komoditas yang melambung untuk mencapai target-target tersebut, Kementerian BUMN mengharapkan berbagai efisiensi di BUMN perkebunan.

Target-target dari pusat tersebut disambut baik manajemen BUMN perkebunan. PTPN I yang memproduksi sawit dan karet, misalnya, tahun ini menargetkan produksi minyak sawit tumbuh 32,7% menjadi 149.532 ton. PTPN X tahun ini menargetkan volume produksi gula meningkat sebesar 26%, menjadi sebanyak 500.896 ton.

Bahkan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII yang memproduksi teh juga akan meningkatkan produksinya. Bila tak ada aral melintang, PTPN VIII akan menggenjot produksi teh untuk menaikkan volume ekspor sebesar 10% dari tahun lalu.

Sekadar pembanding, tahun lalu, produksi teh PTPN VIII mencapai 57.239 ton. Sekitar 54.000 ton dari produksi ini untuk pasar ekspor. Tahun 2011 ini, PTPN tersebut menargetkan produksi teh naik 8,5% menjadi 58.616 ton. "Kami akan meningkatkan ekspor teh agar pendapatan PTPN VIII naik," kata Agus Supriyadi, Direktur Komoditi Teh PTPN VIII.

Keterbatasan lahan

Upaya mendongkrak produksi lewat perluasan tak akan berjalan mulus. Masalahnya, kalangan BUMN mengalami kesulitan untuk menambah areal kebun yang mereka operasikan. Padahal, agar produksi meningkat, BUMN Perkebunan mesti menambah luas areal tanam.

Sejauh ini BUMN sawit yang sudah bisa mendapatkan penambahan lahan baru PTPN XIII. Luas areal tambahan 10.000 hektare (ha) di Kalimantan. Rencananya kebun baru ini akan ditanami kelapa sawit. Sementara itu, BUMN karet yang butuh lahan tambahan 30.000 - 30.000 ha, sampai kini baru mendapatkan 10.000 ha lahan di Jambi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can