PTPN holding dorong pengembangan green diesel B100 untuk ketahanan energi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara berkomitmen berperan aktif dalam mendorong ketahanan energi melalui program green diesel B20 ke B100 dengan maksimalkan sinergi dengan BUMN bidang energi.

Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN holding) Dolly P. Pulungan dalam acara Lokakarya Nasional Federasi Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (FSPBUN) mengatakan pihaknya saat ini fokus pada pengembangan komoditas perkebunan strategis nasional yaitu kelapa sawit, karet, gula, teh, kopi dan kakao.

"Fokus utama mengembangkan industri hilir yang berbasis komoditi utama serta untuk menjawab kebutuhan nasional terutama biofuel atau green diesel melalui kerja sama dengan Pertamina. Dengan menyediakan bahan baku CPO 1,2 juta ton sedangkan sisanya 1,1 juta ton akan diekspor untuk menambah devisa Negara," tutur Dolly saat acara di Hotel Grand Sahid Jaya, Kamis (21/2).


Saat ini Perseroan sedang menjalankan proses transformasi untuk menjadi perusahaan perkebunan nasional yang berkontribusi bagi negara, sesuai rencana jangka panjang pada tahun 2022 ditargetkan memberikan kontribusi GDP sebesar Rp 80 triliun.

Proses transformasi yang akan dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara melalui penerapan teknologi pengembangan Research & Development (R&D) serta inovasi guna meningkatkan produktivitas serta untuk menghadapi industri tantangan 4.0 di operasional perusahaan.

“Kami yakin akan menghasilkan kinerja keuangan yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kesejahteraan karyawan dan perekonomian masyarakat disekitar perkebunan,” tambahnya.

Proses transformasi yang akan dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara melalui penerapan teknologi pengembangan Research & Development (R&D) serta inovasi guna meningkatkan produktivitas serta untuk menghadapi industri tantangan 4.0 di operasional perusahaan.

Menteri BUMN Rini Soemarno yang hadir dalam acara mengatakan mendukung program digitalisasi 4.0 untuk operasional Perkebunan Nusantara. “Kita sebagai pemilik perkebunan Indonesia harus memaksimalkan digitalisai 4.0. Khususnya kalangan milenial untuk terus meningkatkan performa perkebunan indonesia,” jelas Menteri Rini.

Holding Perkebunan Nusantara ini memiliki cakupan usaha berupa budidaya tanaman, produksi, perdagangan, pengembangan usaha bidang perkebunan, Agro Wisata, Agro Bisnis, Agro Industri, Agro Forestry dan usaha lainnya.

Dengan luas areal lahan sekitar 1,1 juta Ha yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara dan Sulawesi. Dari luasan lahan tersebut, lahan yang sudah bersertifikat (HGU) seluas ±1 juta Ha dan HPL seluas ±4.300 Ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .