JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III terus berekspansi. Perusahaan pelat merah ini berencana membangun beberapa pabrik pengolahan kelapa sawit. Salah satunya adalah pabrik pengolahan minyak inti sawit alias palm kernel oil (PKO) di kawasan industri Sei Mangkei, Simalungun, Sumatra Utara. Pembangunan pabrik berkapasitas 400 ton per hari tersebut menelan investasi Rp 69 miliar. Namun, manajemen PTPN III belum memastikan akan pendirian pabrik tersebut dilakukan.Direktur Pengembangan dan Perencanaan PTPN III Chairul Muluk mengatakan, pembangunan pabrik PKO merupakan salah satu usaha perusahaannya di sektor hilir guna mendapatkan nilai tambah. "PTPN III bertekad merampungkan pembangunan pabrik tersebut sehingga buah inti sawit bisa diolah menjadi oleokimia yang juga akan dibangun di lokasi yang sama bersama investor Jerman," kata Chairul, Kamis (30/9). Kiprah PTPN III ini menyusul aksi PTPN IV yang sudah lebih dulu mengolah PKO. Chairul menuturkan, pabrik baru tersebut nantinya akan menghasilkan minyak inti sawit berwarna putih. Sedangkan kulit kelapa sawitnya diolah menjadi bungkil sawit atau palm kernel meal (PKM) untuk bahan baku pakan ternak. Nantinya, pakan ternak akan diekspor atau dimanfaatkan peternak lokal. Sehingga, sapi masyarakat sudah dapat dikandangkan dan tak perlu dilepaskan seperti yang terjadi sekarang. PTPN III juga berniat mendirikan pabrik biodiesel, oleokimia, dan asam lemak (fatty acid) di kawasan industri Sei Mangkei. Untuk membangun pabrik itu, PTPN III menggandeng Ferrostaal AG dari Jerman, PT Nusantara Bio Energy, dan PT Pertamina. Dana yang dikucurkan untuk membangun pabrik tersebut adalah Rp 1,45 triliun. Rinciannya: Rp 450 miliar untuk biodiesel, Rp 600 miliar surfaktan, Rp 200 miliar asam lemak, dan Rp 200 miliar pabrik bioenergi lainnya. Adapun komposisi sahamnya adalah PTPN III 40%, Pertamina 20%, Nusantara Bio Energi 20%, dan Ferrostaal AG 20%.Direktur Utama PTPN III Amri Siregar menegaskan, selain berbasis kelapa sawit, perusahaannya juga bakal membangun pabrik ban yang menggunakan bahan baku karet. Pabrik ban ini akan memakai bahan baku karet alam yang dihasilkan BUMN perkebunan di Sumatra Utara. "Permintaan ban di Indonesia relatif tinggi. Ini peluang bisnis yang tidak bisa diabaikan," kata Amri. Pabrik ini juga akan dibangun di Kawasan Industri Sei Mangkei. Cuma, berbeda dengan pabrik pengolahan kelapa sawit yang sudah jauh lebih maju, pendirian pabrik ban masih harus memperoleh izin Kementerian BUMN. Setelah mendapatkan restu, barulah manajemen PTPN III akan mencari perusahaan yang akan menjadi mitra strategis mereka. Sayang, Amri belum mau mengungkap kapasitas pabrik, besaran investasi yang dibutuhkan serta calon mitra strategis yang mereka incar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
PTPN III bangun pabrik pengolahan minyak inti sawit
JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III terus berekspansi. Perusahaan pelat merah ini berencana membangun beberapa pabrik pengolahan kelapa sawit. Salah satunya adalah pabrik pengolahan minyak inti sawit alias palm kernel oil (PKO) di kawasan industri Sei Mangkei, Simalungun, Sumatra Utara. Pembangunan pabrik berkapasitas 400 ton per hari tersebut menelan investasi Rp 69 miliar. Namun, manajemen PTPN III belum memastikan akan pendirian pabrik tersebut dilakukan.Direktur Pengembangan dan Perencanaan PTPN III Chairul Muluk mengatakan, pembangunan pabrik PKO merupakan salah satu usaha perusahaannya di sektor hilir guna mendapatkan nilai tambah. "PTPN III bertekad merampungkan pembangunan pabrik tersebut sehingga buah inti sawit bisa diolah menjadi oleokimia yang juga akan dibangun di lokasi yang sama bersama investor Jerman," kata Chairul, Kamis (30/9). Kiprah PTPN III ini menyusul aksi PTPN IV yang sudah lebih dulu mengolah PKO. Chairul menuturkan, pabrik baru tersebut nantinya akan menghasilkan minyak inti sawit berwarna putih. Sedangkan kulit kelapa sawitnya diolah menjadi bungkil sawit atau palm kernel meal (PKM) untuk bahan baku pakan ternak. Nantinya, pakan ternak akan diekspor atau dimanfaatkan peternak lokal. Sehingga, sapi masyarakat sudah dapat dikandangkan dan tak perlu dilepaskan seperti yang terjadi sekarang. PTPN III juga berniat mendirikan pabrik biodiesel, oleokimia, dan asam lemak (fatty acid) di kawasan industri Sei Mangkei. Untuk membangun pabrik itu, PTPN III menggandeng Ferrostaal AG dari Jerman, PT Nusantara Bio Energy, dan PT Pertamina. Dana yang dikucurkan untuk membangun pabrik tersebut adalah Rp 1,45 triliun. Rinciannya: Rp 450 miliar untuk biodiesel, Rp 600 miliar surfaktan, Rp 200 miliar asam lemak, dan Rp 200 miliar pabrik bioenergi lainnya. Adapun komposisi sahamnya adalah PTPN III 40%, Pertamina 20%, Nusantara Bio Energi 20%, dan Ferrostaal AG 20%.Direktur Utama PTPN III Amri Siregar menegaskan, selain berbasis kelapa sawit, perusahaannya juga bakal membangun pabrik ban yang menggunakan bahan baku karet. Pabrik ban ini akan memakai bahan baku karet alam yang dihasilkan BUMN perkebunan di Sumatra Utara. "Permintaan ban di Indonesia relatif tinggi. Ini peluang bisnis yang tidak bisa diabaikan," kata Amri. Pabrik ini juga akan dibangun di Kawasan Industri Sei Mangkei. Cuma, berbeda dengan pabrik pengolahan kelapa sawit yang sudah jauh lebih maju, pendirian pabrik ban masih harus memperoleh izin Kementerian BUMN. Setelah mendapatkan restu, barulah manajemen PTPN III akan mencari perusahaan yang akan menjadi mitra strategis mereka. Sayang, Amri belum mau mengungkap kapasitas pabrik, besaran investasi yang dibutuhkan serta calon mitra strategis yang mereka incar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News