JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III dan PTPN V siap mengembangkan tanaman kedelai demi mencapai swasembada komoditas ini pada tahun 2014. Dua perusahaan perkebunan pelat merah itu mulai menanam kedelai pada tahun depan. Manajemen PTPN III sudah menyiapkan lahan seluas 1.000 hektare (ha) untuk ditanami kedelai dan jagung. Penanaman berlokasi di sekitar lahan perkebunan kelapa sawit dan karet PTPN III di wilayah Sumatra. PTPN III bisa ekspansi kedelai lantaran pada tahun depan banyak kebun kelapa sawit dan karet yang memasuki masa peremajaan. Demi merealisasikan penanaman tersebut, PTPN III sudah bekerja sama dengan PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT Pertani sebagai penyedia benih.
"Penandatanganan kesepakatan kerjasama kami lakukan beberapa bulan lalu," kata Direktur Utama PTPN III, Megananda Daryono, ketika dihubungi KONTAN, Rabu (14/11) lalu. PTPN III juga bekerjasama dengan Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Sumatera Utara (KTNA). Penanaman kedelai ini tak akan merugikan petani. Skema sistem bagi hasilnya adalah, masing-masing perusahaan, yakni PTPN III, PT SHS dan PT Pertani akan meraih 3% dari total laba. Selebihnya, yakni 91% laba adalah jatah petani. PTPN juga membantu petani berupa peralatan sarana produksi, pupuk dan obat-obatan. Bantuan pupuk berupa pupuk subsidi dan non subsidi. Sumardjo Gatot Irianto, Dirjen Sarana dan Prasarana Kementerian Pertanian (Kemtan) menambahkan, PTPN V juga siap menanam kedelai tahun depan. Kemtan berencana mengembangkan budidaya kedelai di areal kebun inti kelapa sawit untuk 1.000 hektare (ha). "Sekitar 250 ha akan dikembangkan oleh PTPN V, sisanya perkebunan rakyat dan swasta," kata Gatot. Pemerintah meminta sejumlah perusahaan perkebunan pelat merah mengembangkan kedelai di kawasan kelapa sawit dalam rangka perluasan areal untuk mencapai target swasembada kedelai di 2014. Menteri BUMN Dahlan Iskan pernah mengatakan, sejumlah perusahaan pelat merah akan ikut membantu mengatasi krisis kedelai dengan cara budidaya kedelai. Untuk itu, Kementrian BUMN akan mencarikan lahan dengan luas hingga 20.000 ha. Selain memanfaatkan lahan perkebunan, Kemtan juga akan memanfaatkan 1 juta ha lahan hutan tanaman rakyat (HTR). Soalnya, untuk mendorong produksi kedelai sehingga tidak tergantung pada impor, tidak ada pilihan untuk terus menambang luas lahan. Untuk tahun 2013 ini, misalnya, pemerintah menargetkan peningkatan lahan kedelai 110.000 ha di delapan provinsi, antara lain Aceh, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
Kementan juga mendorong peningkatan produktivitas tanaman kedelai dari rata-rata 1,3 ton per ha menjadi 1,5 ton per ha. Dari total luas lahan kedelai 660.000 ha, yang menjadi target peningkatan produktivitas seluas 450.000 ha. Data BPS tahun 2011 memperlihatkan, produksi kedelai lokal 851.286 ton atau 29% dari total kebutuhan. Karena itu, Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71% kebutuhan kedelai dalam negeri. Di 2012, total kebutuhan kedelai nasional 2,2 juta ton. Jumlah ini diserap untuk pangan atau perajin 83,7%, industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7%, benih 1,2 % dan pakan 0,4 %. Mengacu ke data TradeMap (2012), impor kedelai telah meningkat secara akseleratif sebesar 85% selama 10 tahun terakhir. Pada 2001, impor biji kedelai 1,14 juta ton, dan pada 2011 bisa menembus menjadi 2,09 juta ton. Kemudian, impor bungkil pada 2001 tercatat 1,57 juta ton, tapi pada 2011 menjadi 2,94 juta ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sandy Baskoro