PTPN IV PalmCo Optimis Tekan 40% Emisi di 2030



KONTAN.CO.ID - Sub Holding Perkebunan PTPN III (Persero) PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo optimistis mampu berkontribusi mengurangi 40% emisi karbon di tahun 2030 dan mencapai net zero emission sebelum tahun 2060. Angka ini bahkan melampaui sasaran dekarbonisasi yang dicanangkan oleh Pemerintah.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PTPN IV PalmCo dalam talkshow inspirasi 'Green Harmony Forum' yang menghadirkan pendiri BenihBaik.com yang juga merupakan wartawan senior Andy F Noya serta aktris cantik berdarah Batak Prisia Nasution, di Gedung Digital Learning Universitas Sumatera Utara (USU), Jalan dr Mansyur, Medan, Rabu lalu.

Dengan bisnis yang ada saat ini, Jatmiko mengungkapkan pada tahun 2030 nanti total emisi karbon yang diproduksi PTPN adalah 2,35 juta Ton CO2 equivalen. Untuk itu menurutnya Perusahaan telah melakukan berbagai inisiatif dekarbonisasi, yakni suatu upaya yang dapat membatasi produksi karbon dioksida yang menjadi faktor kunci dalam menangani perubahan iklim.


“Sesuai baseline bussines as usual, PTPN Group itu tahun 2030 total emisinya sebesar 2,35 juta Ton CO2e. Emisi yang sebagian besar datang dari gas methane yang keluar dari limbah cair. Maka dengan 7 Pembangkit Biogas PalmCo yang telah beroperasi saat ini, yang mampu mengcapture methane tadi lalu mengkonversinya menjadi energi baru terbarukan, saat ini kita sudah berhasil membatasi 150 ribu ton CO2e,” katanya.

Lebih jauh, PalmCo telah menetapkan inisiatif-inisiatif baru hingga 2030 yang akan memberikan tambahan penekanan emisi karbon dioksida sebesar 787 ribu Ton CO2e. “Kedepan kita akan perluas, akan ada penambahan jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Biogas, lalu Biogas Cofiring, hingga Bio CNG yang mampu menurunkan sebesar 937 ribu CO2e atau hampir 40% dari 2,35 juta ton emisi PTPN Grup. Hal ini melampaui target Bussiness As Usual Indonesia yg menyasar 31,98% di tahun 2030,” ungkap Jatmiko.

Pria berkacamata ini juga membeberkan, PalmCo sebagai perusahan yang mengelola perkebunan sawit terluas di dunia juga mampu menyerap karbon dalam jumlah sangat besar melalui tanaman sawit yang dimilikinya. “Selain membatasi emisi yang dihasilkan, dengan luas sawit tertanam 523 ribu Ha maka mampu menyerap 6 juta ton karbon pertahun,” tukasnya.

Jatmiko optimistis, PalmCo akan berkontribusi besar dalam menekan emisi dan berkontribusi dalam mempercepat net zero emission sebelum 2060. “Hingga 2050 target kita 50 Pabrik Sawit telah memiliki fasilitas Energi Baru Terbarukan. Sejalan dengan arahan Pemegang Saham, pastinya kita ingin berkolaborasi dengan semua pihak serta membantu industry sejenis dan lainnya untuk mengakselerasi dekarbonisasi ini. Bersama-sama kita mampu mewujudkan net zero emission bahkan lebih cepat dari tahun 2060,” harapnya.

Sementara Andy F Noya ditempat yang sama menyampaikan dirinya mengapresiasi upaya-upaya dekarbonisasi PalmCo. “Saya mengapresiasi upaya pembatasan emisi yang dilakukan. Tapi saya baru mendengar ternyata sawit daya serap karbonnya lebih tinggi dari pada hutan, itu akan saya kroscek,” ujarnya.

Ia mengaku selama ini memiliki stigma yang buruk tentang sawit. Mulai dari isu deforestasi, pekerja anak dan pelanggaran HAM, hingga perusak lingkungan. Namun di samping upaya dekarbonisasi yang dijelaskan, setelah mendengarkan pemaparan Jatmiko yang juga membeberkan mitos dan fakta kelapa sawit, Andy mengaku dirinya akan melakukan riset.

“Selaku jurnalis saya selama ini kerap melihat terjadi konflik sosial saat pembukaan lahan karena ada juga perusahaan mencaplok lahan masyarakat dengan kompensasi tidak adil bahkan masyarakatnya tidak diberdayakan. Maka saya juga salut dengan PalmCo yang ternyata mampu memberdayakan petani sawit rakyatnya dengan sangat baik,” katanya.

Andy juga kagum saat mengetahui PTPN IV PalmCo memberdayakan UMKM pandai besi tempatan dan membeli alat panennya 100 persen dari pandai besi lokal. “benihbaik.com banyak berkolaborasi dengan berbagai perusahaan. Memang mendistribusikan dana bantuan baik. Tapi Ini keren. Memodali UMKM, melatih, dan membeli produksinya. Saya dari dulu heran kenapa untuk barang yang bisa diproduksi oleh UMKM, kita malah impor dari luar,” sebut Andy.

Andy senang PTPN IV PalmCo yang sering melibatkan karyawannya untuk menjaga lingkungan. "Kita ingin berbuat sesuatu yang besar dalam hidup tapi tak bisa memulai karena terlalu besar yang ingin dilakukan, hingga akhirnya kita tidak berbuat apa-apa dalam hidup. Lakukan hal paling kecil dalam hidup, misalnya tidak buang sampah sembarangan sebagai upaya melindungi bumi atau lingkungan," tandasnya.

Sedangkan Prisia Nasution mengajak untuk selalu berbuat baik, di antaranya untuk menjaga lingkungan sebab masih ada waktu untuk itu. Sebelumnya, Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin dalam sambutannya berharap kegiatan ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup sehari-hari.

"Eksplorasi dan perilaku kita yang tidak ramah terhadap lingkungan, mempengaruhi keberlangsungan bumi. Dari kegiatan ini, bisa kita gali cara atau upaya memperbaiki perilaku serta mengetahui akibat kerusakan lingkungan. Sebab, peduli terhadap perubahan iklim menjadi hal yang penting dan berpengaruh tehradap kehidupan dan keberlanjutan hidup anak cucu kita," pungkasnya.

Acara green harmony juga dirangkai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara PTPN IV dan Benihbaik.com ditandatangani Dirut) PTPN IV Jatmiko Krisna Santosa dan Andy F Noya dan dilanjutkan dengan penanaman 500 pohon trembesi dan 500 pohon tabebuya di pinggir Sungai Deli, Johor yang dihadiri langsung oleh Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni.

Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero):

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996.

Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara).

Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).

Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.

Baca Juga: PTPN IV Regional I Realisasi 744,93 Ha Lahan Peremajaan Sawit Rakyat Sampai Juli 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
TAG: