KONTAN.CO.ID - PTPN IV Regional III, perusahaan perkebunan sawit milik negara di bawah naungan Subholding PTPN IV PalmCo yang beroperasi di Provinsi Riau, membuat terobosan dengan memanfaatkan aplikasi berbasis web bernama E-Tekpol. Langkah itu merupakan bagian dari upaya perusahaan dalam peningkatan produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam mendukung program pemerintah mewujudkan ketahanan pangan dan energi nasional melalui pembentukan Sub Holding PTPN IV PalmCo. "Sebagai salah satu bagian dari PTPN IV PalmCo, kami berusaha berkontribusi positif meningkatkan produksi pada sisi off-farm melalui pendekatan digital. Alhamdulillah, E-Tekpol resmi kami manfaatkan tahun ini dan Insya Allah akan menjadi salah satu solusi dalam peningkatan efektivitas serta efesiensi produksi di masa mendatang," kata Kepala Bagian Teknik Pengolahan PTPN IV Regional III Salman Hari Budiman di Pekanbaru, Senin (10/6/2024).
Dalam tiga tahun terakhir, PTPN IV PalmCo berhasil mencatatkan kinerja positif pertumbuhan produksi CPO. Pada 2023, perusahaan berhasil memproduksi 583.000 ton CPO atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 578.000 ton CPO. Angka tersebut juga meningkat dibandingkan pada tahun 2021 sebesar 574.794 ton CPO. Sementara pada tahun ini, dengan memanfaatkan aplikasi E-Tekpol serta dukungan penguatan dari sisi on-farm, PTPN IV Regional III memasang target produksi CPO sebesar 592.000 ton. Selain itu, perusahaan juga memasang target produktivitas CPO di angka 5,67 ton per hektare atau lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 5,6 ton CPO per hektare. Dalam implementasinya, ia mengatakan E-Tekpol dimanfaatkan dalam monitoring produksi crude palm oil (CPO) atau minyak sawit mentah dan palm kernel oil (PKO) atau minyak inti sawit secara real time dan up to date. Selain itu, di dalam aplikasi berbasis web E-Tekpol juga terdapat fitur pengawasan stok CPO di masing-masing pabrik kelapa sawit, laporan rendemen, stok cangkang sawit sebagai produk sampingan, serta tracking pengangkutan CPO secara real time. "Semua data akan dilaporkan secara real time dalam bentuk tabel dan grafis sehingga kita dapat melakukan evaluasi setiap hari sebagai langkah untuk peningkatan produksi," paparnya. Pria berkacamata itu menjelaskan bahwa E-Tekpol sendiri sejatinya merupakan integrasi dari sejumlah aplikasi yang telah dimanfaatkan PTPN IV Regional III pada bidang off-farm selama beberapa tahun terakhir, seperti PKS Online, Millena, Intank, Fleet Management, SiMoli, dan lainnya. Meski begitu, ia memastikan bahwa sistem tersebut mendapat sejumlah penambahan fitur seperti otomasi atau proses pengolahan data secara otomatis sehingga data yang ditampilkan dapat lebih komprehensif dari masing-masing aplikasi sebelumnya. Lebih jauh, ia menuturkan bahwa sistem tersebut sepenuhnya merupakan hasil kreasi dan inovasi dari para planters PTPN IV Regional III, mulai dari konsep hingga eksekusi menjadi sistem yang memberikan manfaat besar dalam mendukung kinerja operasional perusahaan. "Keberadaan sistem ini juga menjadi bank data yang sangat penting bagi kami untuk penentuan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan. Selain itu, sistem terintegrasi ini juga bertujuan menjadi bagian peningkatan produksi pada sisi off-farm perusahaan," ujarnya. Region Head PTPN IV Regional III Rurianto mengapresiasi keberadaan E-Tekpol yang menjadi bagian dari pendukung transformasi perusahaan. Ia mengatakan bahwa transformasi digital merupakan jawaban dalam menghadapi perubahan dan tantangan ke depan. "Seperti yang disampaikan Direktur Utama kita, bahwa bergerak menuju 4.0 adalah keniscayaan yang tak mungkin dihindarkan,” tuturnya. PTPN IV Regional III sendiri saat ini telah dalam fase terakhir penerapan Integrasi EPlantation. Integrasi itu meliputi Dashboard Berbasis Web GIS fase II, computerized maintenance management system, partial integration SAP dan digitalized inititiaves lainnya. Menurutnya, penerapan transformasi digital merupakan keharusan sebagai upaya menambah kapasitas sumber daya manusia, meningkatkan efektivitas pengawasan dan evaluasi, serta efektifitas pengambilan keputusan. "Perkebunan adalah tentang manusia. Kita harus pastikan transformasi ini sustainable, berkelanjutan agar PTPN IV Regional III terus berada di jalur yang tepat untuk tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan perkebunan sawit terbaik di Indonesia," tutupnya. Mengenai PT Perkebunan Nusantara III (Persero): PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang usaha agro bisnis, terutama komoditas kelapa sawit dan karet. Perseroan didirikan pada 11 Maret 1996 berdasarkan hukum pendirian merujuk pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996. Pemerintah kemudian mengubah pengelolaan bisnis BUMN Perkebunan dengan menunjuk Perseroan sebagai induk dari seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014. Sebagai perusahaan induk (holding company) BUMN di sektor perkebunan, Perseroan saat ini menjadi pemegang saham mayoritas dari 3 sub holding yaitu Supporting Co (PTPN I), Palm Co (PTPN IV) dan Sugar Co (PT Sinergi Gula Nusantara). Selain itu terdapat anak perusahaan di bidang pemasaran produk perkebunan yaitu PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (PT KPBN), anak perusahaan di bidang riset dan pengembangan komoditas perkebunan yaitu PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) serta anak perusahaan lainnya yaitu PT LPP Agro Nusantara (LPPAN), PT Industri Nabati Lestari (INL), PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA), PT Industri Karet Nusantara (IKN), PT Bio Industri Nusantara (BIONUSA), dan PT Sri Pamela Medika Nusantara (SPMN).
Saat ini Perseroan secara konsolidasian merupakan salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia berdasarkan total lahan konsesi perkebunan. Produk komoditas Perseroan mencakup komoditas anak perusahaan cukup terdiversifikasi antara lain kelapa sawit, karet, tebu, teh, kopi, tembakau dan kakao, serta produk hilirnya masing-masing. Perseroan saat ini tengah melakukan upaya-upaya transformasi bisnis baik di sektor budidaya tanaman perkebunan (on-farm), pengolahan tanaman perkebunan (off-farm) serta unit-unit pendukungnya guna meningkatkan kinerja maupun produktivitas dan efisiensi bisnis.
Baca Juga: PTPN Group Alihfungsikan Lahan Karet Tidak Produktif Menjadi Tanaman Tebu Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti