PTPN V klaim harga karet petani naik 23,48% pasca program insentif karet rakyat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara V (PTPN V), perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan karet di Riau tengah berupaya meningkatkan kinerja, sekaligus mendongkrak harga karet d petani. Untuk itu PTPN V menjalankan program insentif untuk karet rakyat.

Program insentif untuk karet rakyat ini berupa pemberian subsidi harga bahan olah karet rakyat (bokar). Program yang dilakukan secara khusus dan terbatas ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani karet serta menjadi stabilisator harga karet di pasar.

Saat ini, Program Insentif Untuk Karet Rakyat telah diterapkan di dua wilayah unit kerja PTPN V yaitu Bukit Selasih dan Sei Lindai, Riau. Melalui program ini, PTPN V membeli karet secara langsung dari petani plasma dengan ikut serta tender yang dilaksanakan kelompok tani.


Direktur Utama PTPN V Jatmino K Santoso mengatakan, berkat program ini harga karet di tingkat petani meningkat hingga 23,48%. "Selain itu, insentif yang kami berikan terbukti mampu membuat pergerakan harga pasar karet lebih kompetitif dan harga tidak lagi dipermainkan oleh pengumpul besar,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (15/4).

Ia menjelaskan, sebelum PTPN V menjalankan program ini, harga bahan olah karet rakyat rata-rata Rp 7.802 - Rp 800 per kilogram (kg). Namun pasca dibeli PTPN V, harganya meningkat menjadi rata-rata Rp 9.336 - Rp 10.117 per kg.

Menurut catatan PTPN V sebanyak 2.923 petani karet, yang terdiri dari 983 orang petani di wilayah kerja Unit Pabrik Pengolahan Karet Rakyat (PPKR) Bukit Selasih (BSE) di Indra Giri Hulu dan 1.940 petani di wilayah kebun Sei Lindai di Kampar, Riau telah mendapatkan insentif kenaikan harga karet ini hingga awal April 2019. Ia mengatakan potensi perluasan program ini masih sangat besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli