KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) mendukung merek nasional produk pangan Nusakita yang diluncurkan PTPN Group pada Agustus 2021 lalu. Hal ini sebagai upaya pemenuhan ketersediaan bahan pokok bagi masyarakat dengan kualitas premium dan harga terjangkau. Sebagai bentuk keseriusan PTPN dalam mendukung swasembada gula nasional, PTPN XII melalui anak usahanya, PT Industri Gula Glenmore, mengoperasikan pengolahan gula Nusakita yang berlokasi di kawasan Pabrik Gula Glenmore. Di bawah pengelolaan PT Perkebunan Nusantara XII sebagai anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara, PT Industri Gula Glenmore (IGG) melakukan transformasi baik dalam segi produksi maupun aplikasi teknologi modern pengolahan gula.
Direktur PTPN XII Siwi Peni mengatakan, PTPN XII melalui PT IGG telah memproduksi gula ritel Nusakita sebagai upaya menjawab tantangan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pasar gula.
Baca Juga: Laris manis, ribuan petani borong 708.277 bibit sawit unggul PTPN V Pabrik Gula Glenmore merupakan pabrik gula yang ideal dan terintegrasi mulai dari proses tebu masuk ke pabrik hingga pengemasan, bahkan sampai pengelolaan limbah. “Pengolahan gula retail Nusakita adalah komitmen kami untuk memproduksi gula retail yang berkualitas premium dengan harga terjangkau,” ujar Siwi dalam siaran pers di situs Kementerian BUMN, Selasa (21/9). Pengolahan Gula Nusakita diresmikan Menteri BUMN Erick Thohir dalam rangkaian kegiatan kunjungan kerja ke Kebun Kalirejo PTPN XII dan PT Industri Gula Glenmore pada Sabtu (18/9) lalu. Erick meyakini transformasi yang dilakukan oleh PTPN XII akan mendorong terwujudnya swasembada gula konsumsi bagi Indonesia. Dengan luas lahan PT IGG yang mencapai 102,4 hektare (ha), Menteri BUMN menargetkan Indonesia harus menjadi negara dengan kekuatan industri gula yang solid. Dengan produksi gula yang terus meningkat dan juga aplikasi teknologi modern di industri tersebut, Kementerian BUMN berharap PTPN XII melalui PT IGG menjadi bagian dari usaha untuk terwujudnya swasembada gula konsumsi. “Ini merupakan bagian dari ketahanan pangan. Apalagi, peta jalan mengenai realisasi swasembada gula konsumsi ke depan sudah ada dan Presiden Joko Widodo memberikan dukungan,” kata Erick. Sementara itu, Kepala Bagian Sekretaris Perusahaan PTPN XII Winarto mengatakan, PTPN XII sejak beberapa tahun lalu telah melakukan hilirisasi aneka komoditas perkebunan yang dipasarkan dengan merek dagang Rollaas berupa kopi bubuk, teh sachet, cokelat, bahkan air minum dalam kemasan (AMDK). Menurut dia, varian produk yang dipasarkan secara ritel sejak tiga tahun terakhir bertambah dengan produk gula pasir dari pabrik Gula Glenmore yang penjualannya dikemas 1 kg, 5 kg, dan 50 kg. Penjualan produk hilir tersebut ditangani oleh PT Rolas Nusantara Mandiri selaku anak perusahaan PTPN XII yang telah menjangkau wilayah Jawa Timur maupun nasional. “Kami mendukung Holding Perkebunan Nusantara yang meluncurkan brand Nusakita guna memperluas pemasaran produk hilir,” imbuh Winarto. Dia menambahkan, hilirisasi produk yang dilakukan PTPN XII berdampak positif berupa peningkatan nilai tambah komoditas perkebunan dan hasil penjualannya memberikan kontribusi terhadap pencapaian pendapatan PTPN XII yang mencapai Rp 1,43 triliun pada tahun 2020.
Industri gula pasir dengan nama produk Nusakita itu kini menjadi andalan PTPN XII di bidang agribisnis dengan komoditas utama lain berupa tebu, karet, kopi, kakao, teh, dan kayu. Ada pula produk non komoditas yang menjadi andalan PTPN XII seperti hortikultura, agrowisata, dan produk lainnya. Selain produk gula pasir, PTPN XII yang merupakan bagian dari PTPN Group juga menyiapkan produk teh dan kopi untuk dijadikan bagian dari hasil perkebunan yang dipasarkan secara ritel dengan brand Nusakita. PTPN XII yang berkantor pusat di Surabaya tersebut mengelola kebun tebu seluas 14.291 ha di wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, kebun kopi arabika seluas 5.471 ha di kawasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Situbondo, kebun kopi robusta seluas 5.244 ha di wilayah Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Kediri, serta kebun teh seluas 1.710 ha di wilayah Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Jember.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat