PTPP bidik kontrak luar negeri, begini kata analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP Tbk (PTPP) telah menggenggam kontrak baru sebesar Rp 8,98 triliun di semester I-2020. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding emiten pelat merah lainnya, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang memperoleh Rp 3,7 triliun, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) sebesar Rp 3,4 triliun dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang sebesar Rp 8,13 triliun. 

Selain itu, PTPP akhir-akhir ini juga merilis perolehan kontrak baru Bendungan Manikin di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) senilai Rp 656 miliar pada Minggu (16/8) dan pada Rabu (12/8) menggenggam proyek baru Bendungan Tamblang sebesar Rp 769 miliar. 

Baca Juga: PTPP tengah ikuti tender di Brunei dan Filipina senilai Rp 2,6 triliun


Di sisi lain, PTPP juga masih mengikuti tender proyek di luar negeri yaitu perumahan di Brunei Darussalam dengan nilai Rp 700 miliar dan railway di Filipina dengan nilai Rp 1,9 triliun. 

Analis NH Korindo Sekuritas Ajeng Kartika Hapsari mengatakan perolehan kontrak baru PTPP per semester I-2020 lebih tinggi dari emiten konstruksi lainnya memang diuntungkan dengan perolehan awal tahun yang memang sudah tinggi. 

Per Januari 2020 PTPP menggenggam Rp 2,48 triliun dan Maret 2020 sebesar Rp 5,47 triliun yang didominasi oleh segmen pendapatan dari EPC dan konstruksi. 

Melihat dari angka DER yang masih tergolong rendah pada angka 1,3 kali, PTPP masih memiliki ruang leverage yang cukup luas untuk membiayai proyek yang akan dikerjakan. 

"Selain itu, hingga sampai akhir tahun ini, perusahaan harusnya telah menyesuaikan metode pengerjaan proyek sesuai dengan protokol yang ada agar proyek dapat selesai tepat waktu," jelas Ajeng, Selasa (18/8). 

PTPP sendiri, lanjut Ajeng, memangkas target kontrak baru 2020 dari Rp 40,3 triliun menjadi Rp 25,5 triliun atau turun sekitar 36,7%. Ajeng memperkirakan PTPP akan berhasil meraih kontrak baru kisaran Rp 18 triliun-Rp 22 triliun hingga akhir tahun ini.

"Keberhasilan PTPP membidik proyek luar negeri nantinya dapat menjadi stimulus positif bagi membaiknya kinerja perusahaan pada semester-II. Terlebih jika konstruksi dalam negeri masih terhambat oleh belum melandainya kasus Covid-19 yang menyulitkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Maka baik untuk PTPP jika negara bidikannya adalah negara yang sedang dalam tahap pemulihan dari pandemi," jelas Ajeng. 

Untuk hasil kinerja tahun 2020, lanjut Ajeng, jelas akan anjlok jauh dari perolehan tahun lalu. Namun jika melihat ke depan, dia optimistis tahun 2021 konstruksi akan bangkit.  Apalagi pemerintah dalam RAPBN 2021 menganggarkan Rp 414 triliun untuk sektor infrastruktur atau naik 47% dibandingkan dengan anggaran 2020. 

Baca Juga: PTPP garap Bendungan Manikin senilai Rp 656 miliar

Hal tersebut merupakan angin segar bagi PTPP yang proyeknya didominasi oleh proyek BUMN dan pemerintah.  Untuk jangka panjang, konstruksi masih menarik untuk dilirik, apalagi PTPP secara fundamental masih tergolong emiten dengan fundamental yang solid. 

Ajeng merekomendasikan beli dengan target harga Rp 1.300 untuk satu tahun ke depan. Adapun harga saham PTPP pada Selasa (18/8) ditutup di level Rp 1.020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi