KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT PP (Persero) Tbk (
PTPP) mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp 4,9 triliun di kuartal I 2024. “Kontrak baru di kuartal I hampir Rp 5 triliun, yaitu Rp 4,9 triliun. Beberapa proyek yang sudah dalam proses tender akan masuk di kuartal II 2024,” ujar Direktur Utama Novel Arsyad dalam konferensi pers RUPST PTPP, Rabu (24/4). Hingga saat ini, PTPP sudah mengantongi total kontrak di Ibu Kota Negara (IKN) senilai Rp 11,23 triliun.
Direktur Operasi Infrastruktur PTPP Yul Ari Pramuraharjo mengatakan, beberapa paket kontrak di IKN sudah dikerjakan. Yaitu, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) 1 dengan nilai kontrak Rp 100 miliar, serta KIPP 2 dengan nilai kontrak Rp 335 miliar. “Infrastruktur kedua proyek itu sudah 100% rampung. Penggarapan ditargetkan untuk bisa selesai pada 17 Agustus 2024,” kata Yul dalam kesempatan yang sama.
Baca Juga: Diselumuti Sejumlah Sentimen Positif, Begini dan Rekomendasi Saham PTPP dari Analis Yul menjelaskan, proyek konstruksi lain yang juga tengah digarap saat ini adalah Bandara VVIP, Tol 3B, Sumbu Kebangsaan Barat, dan Tol 6C. Selain itu, PTPP juga menggarap sejumlah proyek gedung. Direktur Operasi Bidang Gedung PTPP Yuyus Juarsa menyebut, proyek gedung yang tengah digarap adalah Istana Presiden, Kantor Presiden, rusun ASN-Hankam, komplek perkantoran Bank Indonesia (BI), dan Gedung Kementerian PUPR. Asal tahu saja, PTPP mencatatkan laba sebesar Rp 481,37 miliar di tahun 2023. Laba tersebut naik 77,17% dari laba tahun 2022 sebesar Rp 271,69 miliar. Melansir keterbukaan informasi BEI, pendapatan PTPP juga naik di tahun 2023. Per akhir tahun lalu, PTPP mencatatkan pendapatan sebesar Rp 18,46 triliun. Raihan itu turun 2,41% dari pendapatan tahun 2022 yang senilai Rp 18,92 triliun.
Baca Juga: Hasil RUPST PTPP: Putuskan Tidak Bagikan Dividen dan Rombak Jajaran Direksi Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menilai, raihan kontrak baru yang bagus merupakan cerminan bahwa PTPP berkomitmen untuk menjaga kinerjanya. Dengan lancarnya Pemilu 2024, emiten BUMN Karya juga akan kembali melanjutkan proyek pembangunan sesuai dengan fokus pemerintahan yang baru. Meskipun begitu, peleburan PTPP dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (
WIKA) kemungkinan besar bisa menekan kinerja PTPP. Sebab, WIKA saat ini masih mencatatkan rugi bersih dan masih harus melakukan restrukturisasi utang.
“Jika
cashflow WIKA sudah sehat, peleburan ini akan bisa meningkatkan kinerja kedua emiten, termasuk dari perolehan kontrak,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (24/4). Nafan merekomendasikan
hold untuk saham PTPP dengan target harga Rp 482 per saham. Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project William Hartanto melihat, pergerakan saham PTPP masih dalam tren menurun di level
support Rp 410 per saham dan
resistance Rp 450 per saham. William merekomendasikan
wait and see untuk saham PTPP. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati